Rabu, 24 November 2010

Tutorial Shaping di Corel Draw

Haiii temen-temen...Akhirnya setelah sekian lama, aku baru bisa ngepost ne blog...

Aku pengen berbagi banyak ilmu dari sedikit ilmu yang aku punya tentang corel draw...

Kali ini, aku bakal ngasi kalian tutorial dasar tentang corel draw, yaitu teknik shaping...Dalam tutorial ini aku memakai Corel Draw 12. Jadi mungkin ada perbedaan sedikit dengan Corel Draw versi yang lain. Teknik shaping ini mutlak diperlukan untuk membuat berbagai macam vektor atau gambar dengan corel draw. Jadi, kalian semua harus tau dulu teknik dasarnya sebelum beranjak ke pembuatan gambar. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah dan meminimalkan waktu yang kalian punya untuk membuat suatu gambar / vektor.

Pengen tau gimana teknik shaping ntu??Check this out!!

Teknik shaping itu ada macem-macem jenisnya, antara lain: Weld, Trim, Intersect, Simplify, Front Minus Back, dan Back Minus Front. Masing-masing mempunyai ciri khas masing-masing dan kegunaan masing-masing...Aku bakal ngasi tutorial sederhana dengan menggunakan bidang yang sederhana supaya kalian mengerti dan paham perbedaan masing-masing shaping ntu...


Gambar di atas terdapat dua buah bidang (lingkaran dan persegi panjang). Kita namakan bidang lingkaran dengan nama bidang 1, dan yang persegi panjang dinamakan bidang 2. Di lembar kerja tersebut masih belum muncul Shape toolboxnya...Untuk memunculkannya, kalian bisa klik menu Arrange>>Shaping>>Shaping, seperti gambar di bawah ini. (Kalau gambarnya kurang jelas, bisa kalian klik gambarnya, nanti akan ditampilkan dalam ukuran aslinya)


Oke...Shaping toolbox uda muncul...Sekarang waktunya kita bahas satu persatu tentang macam-macam shaping..

1. WELD
Weld ini fungsinya untuk menggabungkan dua / lebih jenis objek. Caranya, klik pada bidang 1 kemudian klik tombol Weld To pada Shaping Toolbox lalu diikuti dengan meng-klik bidang 2


Perhatikan hasilnya:



NB: Pada shaping toolbox terdapat checkbox Source object(s) dan target object(s). Keduanya bisa dipilih salah satu, semuanya, ataupun tidak sama sekali. Fungsi checkbox itu meninggalkan object sumber / object target / keduanya. Jadi, saat bidang 1 digabung dengan bidang 2, jika kamu memilih Source object (s), maka bidang 1 yang merupakan bidang pertama / sumbernya akan tetap ada. Sama halnya dengan Target object (s), yang tertinggal adalah bidang yang kedua / bidang targetnya. Kalo kamu memilih kedua-duanya, maka bidang 1 dan bidang 2 akan tetap ada selain bidang yang sudah digabung tadi. Lebih jelasnya, lihat gambar di bawah ini


Gambar 1. Jika Source Object(s) nya yang dipilih




Gambar 2. Jika Target Object(s) nya yang dipilih


Gambar 3. Jika Source Object(s) dan Target Source(s) dipilih semua

Check box Source Object(s) dan Target Source(s) juga terdapat pada teknik shaping Trim dan Intersect.


2. Trim
Trim artinya memangkas. Artinya, bagian object target yang tertutup oleh bagian objek sumber akan dipangkas / dipotong sesuai dengan bentuk object sumber yang menutupi object target tersebut. Caranya sama dengan weld tadi. Klik bidang 1 kemudian klik tombol Trim pada shaping toolbox, dilanjutkan klik pada bidang 2.



Lihat hasilnya....



3. Intersect
Intersect ini gunanya mengambil bagian bidang sumber yang juga menjadi bagian bidang target atau dalam matematika disebut dengan istilah IRISAN. Caranya masih sama dengan cara shaping sebelumnya. Klik bidang 1 kemudian klik tombol Intersect pada shaping toolbox, dilanjutkan klik pada bidang 2.

Beginilah hasilnya:



4. Simplify
Simplify hampir sama dengan trim, yaitu fungsinya untuk memotong. Bedanya, simplify tidak bisa memilih mana bidang sumber, dan mana bidang targetnya. Pada simplify ini, bidang 1 memotong bagian bidang 2 yang dia tutupi, tapi bidang 1 masih tetap ada. Caranya juga sedikit berbeda dengan teknik sebelumnya, yang dilakukan satu-satu. Kalo simplify ini, kamu harus men-select semua bidang kemudian baru klik tombol simplify pada shaping toolbox. Perhatikan perbedaan di bawah ini, sebelum dan sesudah menggunakan simplify.

Sebelum


Sesudah


Mengerti kan? ^^

5. Front Minus Back
Dari namanya aja uda ketahuan maksud teknik yang ini gimana, yaitu yang depan dikurangi yang belakang. Maksudnya, bentuk bidang depan sudah berkurang karna dipotong oleh bidang di belakangnya. Caranya sama dengan simplify, select semua bidang, kemudian klik tombol Front Minus Back pada shaping toolbox. Lihat gambar di bawah ini.




Hasilnya:



U see that?^^

6. Back Minus Front
Teknik yang terakhir ini kebalikan dari Front Minus Back, yang maksudnya, bidang belakang dikurangi bidang di depannya. Caranyapun sama dengan Front Minus Back, select semua bidang, lalu klik tombol Back Minus Front. Lebih jelasnya, lihat beda sebelum dan sesudahnya.


Hasilnya:



Paham kan???
^^


Catatan: Perlu diketahui, bidang sumber dan bidang target tidak hanya memilih satu bidang saja. Kamu juga bisa memilih banyak bidang sebagai bidang sumber atau bidang targetmu. Tapi semua itu juga harus disesuaikan dengan kebutuhan yang kamu inginkan. Banyak-banyak mencoba dan kamu akan mengerti dengan sendirinya, karena ini semua bukan ilmu teori tetapi ilmu praktek...Hehehe...

Yeay!!!Dan akhirnya kita sudah belajar tentang teknik shaping!!!Sekarang, jangan diem aja!! Ayo langsung dicoba supaya ga lupa, n juga bisa langsung mengerti apa yang uda aku share-kan tadi!!Setelah ngerti,kamu bisa langsung lanjut bikin gambar vektor, misal vektor wajah. Yang pengen tau tutorial bikin vektor wajah, klik DI SINI

Semoga tutorial sederhana ini dapat bermanfaat buat kalian semua khususnya yang baru belajar corel draw...Maafkan aku kalau dalam pembuatan tutorial ini banyak kesalahan, karena aku juga masih dalam tahap belajar.Hehehe...

SEE YA!!!
^o^)/

Selanjutnya...

Senin, 04 Oktober 2010

Unforgettable Trip ^^

Wiihhh...malem minggu kemarin (2 Oktober 2010) bener-bener malem minggu yang sangat seru dan ga terlupakan.


Hari itu, temenku (Rischya Rosiana a.k.a Icha) mengadakan acara tunangan di rumahnya tepatnya di Gempol, Pandaan. Sebagai seorang teman sekaligus sahabat yang baik, pengen banget dateng ke acara bahagia temenku itu. Awalnya ga memungkinkan buat dateng, dikarenakan bejibunnya tugas kelompok. Tapi hasrat persahabatan sepertinya lebih menguasai otakku (baca: pengen menghindar dari tugas :p). Karenanya aku minta ijin ma temen sekelompokku supaya ga ikut kelompokan. (Alhamdulillah temenku pada ngerti. Hehehe...). Temen-temen (deket Icha) yang lain juga pada bingung dateng ato ga. Coz selain tugas kampus, mereka juga mempunyai tugas dan kewajiban yang harus segera diselesaikan.

Dengan pembicaraan dan musyawarah yang cukup banyak 4RP (ralat, rumit, ribet, ruwet, dan pelik), akhirnya yang bisa dateng cuma Zie ma Anin, tak lupa akupun turut serta. Kepastian terakhir kalo ga salah jam setengah 3. Padahal kita mau naek kereta tujuan Porong tu jam setengah 4. Yo weis...aku langsung capcus mandi, sholat, n dandan. Selese jam setengah empat kurang lima!!Aku ma Anin (kebetulan satu kos) langsung order taxi dan segera meluncur ke Stasiun Gubeng dengan menenteng es degan yang tadi dibeli selama nunggu taxi dateng. :D


Sampailah kita di Stasiun Gubeng tercinta. Waktu menunjukkan sekitar jam 4 kurang. Aku ma Anin nunggu Zie dateng sambil liat jadwal kereta, coz pastinya kami uda ketinggalan komuter yang berangkat jam setengah 4 tadi. Diteliti...Diteliti...Diteliti...YEAY!!!Ternyata ada Kereta Penataran tujuan Malang-Blitar yang bentar lagi dateng ke stasiun!!Ngeliat pencerahan gitu, rasanya langsung pengen beli tiket. Tapi Zie belum menunjukkan batang hidungnya. Dihubungi ternyata Zie masih di daerah Kampus B Unair. Ok... Kita tunggu...


Tik Tok Tik Tok. . . . .


"Hati-hati di jalur 1. Kereta Penataran akan segera datang. Hati-hati di jalur 1. Kereta Penataran akan segera datang."


Sontak kami (aku n Anin) langsung kaget. Ziee..Where are youuu???
>.<


Keretapun datang. Gujes...Gujes...Namun Zie belum datang.


Kami semakin cemas...


Zie ditelpon terus tapi ga diangkat-angkat...


Duh,duh...kalo ketinggalan mau ga mau berangkat jam setengah 6 nih...Ziee...buruan dateng donk...

Akhirnya nun jau di sana terlihat idung Zie...

Ngliat Zie uda dateng, kita seneng bukan kepalang...Langsung deh beli tiket n buru-buru masuk stasiun. Keretanya uda mau berangkat...Kita lari-lari kaya' dikejar anjing...

HYAAAA....Kereta mulai berjalan....Langsung kita naik ke gerbong paling belakang..Aku, Anin, n yang terakhir Zie (dan kereta semakin cepat berjalan)

Saat itu pikiran uda kacau...Jangan sampe salah satu dari kita ketinggalan...Dengan dibantu para penumpang yang lain, akhirnya kita bertiga selamat sampai gerbong...

Pfiiuuh....

Kereta penuh sesak, kita bertiga ga dapet tempat duduk, terpaksa berdiri...Kiri kanan kulihat saja, banyak cowok nyeremin...Akupun was was...Masang tampang garang n biasa, biar g menimbulkan kecurigaan (kya' mau maling aja =.=)

Sampailah kita di stasiun Porong, kita langsung naek bison (semacam kol, semacam angkot tapi mobil, bukan bison sepeda motor yang digandrungi cowok-cowok saat ini).

Di bison, kita yang jarang banget ke daerah rumah icha, sempet terheran...Kita hebat bisa sampai sejauh ini. Dengan mengandalkan insting dan tanya sana sini, akhirnya kita hampir sampai di rumah Icha...

Sebelum ke rumah Icha, kita sholat maghrib dulu sekalian membenahi diri penampilan kami yang awut-awutan biar cantik pas di acara nanti...Kali aja kita ketemu jodoh kita di sana (tapi akhirnya ga ketemu =.=)

Abis sholat, kitapun berangkat ke rumah Icha. Di sana uda rame banget...Lalu kitapun langsung menuju kamar Icha yang lagi didandani. Icha kaget kita dateng, dia ga nyangka kita sempetin buat hadirin acara tunangannya, sampe dia terharu....(Hehehe...^^v)

Acarapun berlangsung, raut kebahagiaan terpancar dari keduanya. Jadi pengen juga kya' gitu (mupeng:on), dan ga terasa malam semakin larut, kita kebingungan gimana pulangnya. Tapi, akhirnya tunangan Icha yang nganterin kita sampai pulang. Tapi sebelumnya kita ke rumah Ana dulu yang ga bisa dateng ke acaranya Icha. Setelah itu, akupun sampai kos. Badan uda sangat capek...dan akupun tertidur...zzzZZZzzZZZzzz....
=.=

Bener-bener malem minggu yang menegangkan, menyenangkan, dan melelahkan...
 (serasa abiz menumpas kejahatan, dan melakukan kebajikan like SARAS 008. LOL)

Thanks yang uda nyempetin waktu buat baca cerita yang mungkin buat kalian cerita ga penting, tapi penting buat aku ini.
:D


-THE END-

Selanjutnya...

Sabtu, 02 Oktober 2010

Love This Movie!!~~~Personal Taste~~~

KYAAA.....KYAAA.....KYAAAA.....>.<

Duh,duh,duhhh,,,,ga henti-hentinya aku teriak-teriak pas liat ni film...Film yang dibintangi Lee Min Ho ini mampu membuatku heboh sendiri...Secara Lee Min Ho ganteng banget di film ini, n karakter yang dia bintangi  (Joen Jin Ho) buat aku meleleh terus...O Mai God!!! Jadi pengen banget punya jodoh kaya' gitu *ngarep*
XD




Ehm...Maaf, maaf, jadi heboh sendiri.
:")

Aku bakal ceritain sedikit tentang ni film, kenapa sampe aku "gila" kaya' gini...



Film ini menceritakan tentang seorang cewek (Park Gae In) yang sangat mencintai seorang lelaki (Han Chang Ryul) dan mereka berpacaran. Namun, dia dihianati oleh sahabatnya sendiri (Kim In Hee). In Hee merebut Chang Ryul dari Gae In. Bahkan mereka akan melangsungkan pernikahan. Saat pernikahan tiba, Gae In yang tidak tahu bahwa ternyata In Hee menikah dengan Chan Ryul mendadak shock. Diapun menjadi ling lung, bingung, dan ga tau apa yang harus dilakukan. Rasanya semuanya seperti mimpi. Dia ga percaya, sahabat yang selama ini dia percaya tega berbuat begitu padanya. Namun, In Hee dan Chang Ryul tidak jadi menikah karena suatu sebab yang tidak disengaja.




Di lain pihak, Chang Ryul berkompetensi dengan lawan usahanya (Joen Jin Ho) dalam bidang arsitek. Mereka berlomba-lomba agar desainnya diterima oleh perusahaan yang dipimpin oleh Direktur Choi. Selidik punya selidik, ternyata Direktur Choi menyukai desain dari Tuan Park yang ternyata ayah dari Gae In. Jin Ho berusaha untuk mengetahui desain Tuan Park dengan tinggal di rumah Gae In. Kebetulan, Gae In menyewakan kamar (yang sebelumnya disewa In Hee) karena uangnya habis karena ulah temannya.


Semula Gae In tidak setuju bila Jin Ho yang tinggal di sana. Karena dia pikir tidak sopan jika seorang wanita serumah dengan seorang laki-laki. Namun, karena dia dan sahabat Gae In (Young Sun) mengira bahwa Jin Ho seorang gay, maka tak ada salahnya mengijinkan Jin Ho tinggal di sana. Gae In juga berpikir pasti menyenangkan mempunyai teman pria yang seorang gay. Jin Ho pun tinggal di sana tanpa memberitahu ibunya di mana dia tinggal. Hal ini membuat ibu Jin Ho penasaran di mana sebenarnya Jin Ho tinggal.

Chang Ryul dan In Hee akhirnya berpisah. Chang Ryul akhirnya tahu, bahwa In Hee hanya merebutnya dari tangan Gae In hanya karena obsesi. Dia menyesal telah mencampakkan Gae In. Padahal hanya Gae In satu-satunya wanita yang paling memahaminya. Diapun berusaha mendapatkan Gae In kembali. Dia yakin bisa membuat Gae In kembali menerimanya. Karena selama ini Gae In selalu berusaha menuruti apa yang dia inginkan, dan tahu bahwa Gae In sangat mencintainya.

Jin Ho yang tahu bahwa Chang Ryul telah mempermainkan perasaan Gae In, dan Gae In yang sangat lemah bila berhadapan dengan Chang Ryul, berusaha untuk merubah Gae In menjadi seorang wanita yang tangguh. Dia merasa Gae In mirip dengan ibunya, karenanya Jin Ho tidak mau Gae In tersakiti. Gae In juga meminta bantuan Jin Ho supaya menjadi wanita agar Chang Ryul menyesal telah mencampakkannya. Dia tak ingin dianggap sebagai wanita murahan. "Permainan"pun dimulai.




Berhari-hari Jin Ho tinggal bersama dengan Gae In, dan selama itu, banyak hal yang terjadi di antara mereka berdua. Gae In merasa nyaman berada di dekat Jin Ho. Dia merasa senang memiliki seorang teman yang bisa mengerti perasaannya, dan bisa menjadi tempat berbagi, meskipun dia seorang gay. Hingga akhirnya, tumbuhlah benih-benih cinta di antara mereka. Namun, mereka tidak saling mengungkapkan. Jin Ho tidak percaya diri karena selama ini dia menganggap Gae In masih mencintai dan mengharapkan Chang Ryul. Di pihak Gae In, dia dilema akan perasaannya, dia diam-diam juga mencintai Jin Ho. Tapi dia ga mau mengungkapkan karena dia merasa, Jin Ho pasti takkan menerima perasaaannya, sebab dia gay.

Ibu Jin Ho yang akhirnya tahu, di mana selama ini Jin Ho tinggal kaget, karena Jin Ho selama ini tinggal serumah dengan seorang wanita. Agar ibunya tidak kecewa, Jin Ho pun dengan tiba-tiba mengatakan bahwa dia akan menikahi Gae In. Gae In yang mendengarnya kaget bukan kepalang sebab dia berpikir Jin Ho seorang gay, yang tidak bisa mencintai seorang wanita. Tapi karena dia sangat menyayangi Jin Ho dan menganggap Jin Ho teman terbaiknya, dia mau menikah meski Jin Ho gay.

Chang Ryul dan In Hee tahu bahwa Jin Ho sebenarnya tidak gay. Chang Ryul yang menginginkan Gae In kembali, takut Jin Ho mengambil Gae In, sehingga dia menyuruh Jin Ho untuk tidak berhubungan lagi dengan Gae In dan memintanya untuk keluar dari rumah Gae In. Sedang In Hee yang tahu bahwa Jin Ho pria tulen, dia berusaha membuat Jin Ho jatuh cinta padanya apapun caranya.

Gae In yang tahu bahwa In Hee ingin merebut hati Jin Ho, dia was-was. Meski dia mengira Jin Ho gay, tapi dia tidak menginginkan Jin Ho berada dalam genggaman In Hee, karena dia tahu bagaimana In Hee. Diapun tidak rela, karena dia sangat sayang pada Jin Ho. Karenanya dia meminta Jin Ho supaya dia tidak jatuh cinta pada In Hee. Jin Ho yang juga mencintai Gae In, juga tidak rela dia kembali pada Chang Ryul. Sehingga dia juga berkata pada Gae In untuk tidak jatuh cinta kembali terhadap Chang Ryul. Gae In pun setuju meski dia masih ragu apakah dia bisa. Jin Ho tau Gae In masih ragu, diapun berkata apakah saat Jin Ho bilang "Selesai" pada Gae In, Gae In mampu membuang semua hal tentang Chang Ryul di hati dan pikirannya? Demi keinginannya untuk balas dendam karena hatinya yang telah sangat tersakiti oleh Chang Ryul, Gae In langsung mengiyakan.

Chang Ryul selalu bersikeras mendapatkan hati Gae In kembali. Hal ini membuat Jin Ho cemburu dan seringkali dia gelisah. Begitu pula dengan In Hee. Dia berusaha bagaimana agar Jin Ho jatuh ke pelukannya. Suatu waktu, Chang Ryul mengajak Gae In melihat suatu pertunjukkan. Dan ternyata In Hee pun mengajak Jin Ho di pertunjukkan yang sama. Jin Ho maupun Gae In sama-sama cemburu melihat masing-masing dari mereka bersama orang lain. Saat pertunjukkan, In Hee melakukan jurusnya. Dia bersikap mesra terhadap Jin Ho. Hal ini membuat Gae In cemburu. Dia tak tahan melihat hal itu, dan akhirnya dia keluar dari ruangan. Chang Ryul mengejarnya.


Saat di luar, Gae In mengungkapkan apa yang dia rasa, dia merasa tidak bisa kembali bersama Chang Ryul. Chang Ryul bersikeras membuat Gae In percaya bahwa dia saat ini sangat mencintainya dan berusaha untuk memperbaiki hubungan di masa lalu. Namun, Gae In tetap ga bisa, sebab hatinya sudah untuk yang lain. Jin Ho yang mendengar percakapan mereka berdua di seberang, seketika langsung menghampiri Gae In. Sesaat dia berkata bahwa "permainan" selesai, kemudian menciumnya. Jin Ho pun berkata pada Gae In bahwa sebenarnya dia bukan gay, dan dia mampu mencintai Gae In sebagai wanita. Gae In kaget mendengar ucapan Jin Ho. Dia senang tapi juga marah karena selama ini dia merasa dibohongi. Jin Ho berusaha supaya Gae In tidak marah lagi. Namun, akhirnya Gae In memaafkan Jin Ho.

Melihat bahwa Gae In dan Jin Ho saling mencintai, Chang Ryul pun merelakan Gae In. Tapi tidak untuk In Hee. Dia tetap berusaha supaya Jin Ho menjadi miliknya. Bila dia tidak bisa memiliki Jin Ho, maka tak ada wanita di dunia ini yang bisa memilikinya juga. In Hee pun menghasut Gae In, sehingga membuat ibu Jin Ho tidak setuju bila Jin Ho menikah dengannya. Terlebih lagi, Gae In berhubungan dengan keluarga Chang Ryul yang menyebabkan kematian ayah Jin Ho dan membuat keluarga Jin Ho berantakan. Akan tetapi, Gae In dan Jin Ho berusaha agar ibu Jin Ho mengijinkan mereka menikah. Gae In akan menunggu hingga saat itu tiba.

Suatu hari, Jin Ho menemukan hasil desain ayah Gae In yang selama ini dia cari. Namun, dia takkan memakai desain itu, karena dia memikirkan nasib Gae In. Diapun menaruh desain itu di kantornya. Karyawan Jin Ho menemukan desain itu, dan pikir panjang, dia langsung mengirim desain tersebut pada Direktur Choi, tanpa sepengetahuan Jin Ho. Semua ini dia lakukan agar perusahaan Jin Ho tidak bangkrut.

Ayah Gae In pun pulang, dia kaget karena di rumahnya terdapat seorang laki-laki yaitu Jin Ho. Gae In berkata bahwa Jin Ho orang yang menyewa kamarnya. Ayah Gae In tidak suka, kemudian mengusirnya, karena menurutnya, tidak baik seorang lelaki serumah dengan wanita. Gae In semula merasa berat membiarkan Jin Ho pergi dari rumahnya, tetapi dia tidak bisa membantah perkataan ayahnya.

Ayah Gae In kemudian bertemu dengan Direktur Choi untuk membahas desain bangunan yang akan dibangun oleh Direktur Choi. Saat melihat desain milik Jin Ho, dia kaget, sebab desain itu sama persis dengan desain rumah yang dia buat untuk istri dan anaknya tercinta, yang  tidak dia teruskan karena desain rumah itu menyebabkan istrinya meninggal. Dan hal itu pula yang menyebabkan Gae In tersiksa dari kecil, karena ibunya meninggal karena perbuatannya. Tuan Park marah besar terhadap Jin Ho dan mengatakan bahwa dia seorang plagiat. Jin Ho merasa bersalah dan meminta maaf meski itu bukan perbuatannya. Saat itu juga, alasan mengapa Jin Ho tinggal di rumah Gae In terungkap. Gae In kecewa, dia merasa dibohongi lagi.

Karena masalah itu, ayah Gae In semakin tidak suka terhadap Jin Ho. Setelah tahu, bahwa Gae In ada hubungan dengan Jin Ho, Gae In diminta untuk putus dengan Jin Ho. Hal ini amat sangat membuat Gae In sedih karena orang tua Gae In dan Jin Ho sama-sama tidak merestui hubungan mereka. Jin Ho merasa bersalah. Dia berpikir bahwa sepertinya berpisah adalah jalan yang terbaik untuk mereka berdua.

Jin Ho dan Gae In akhirnya bertemu. Jin Ho berkata bahwa hubungan selama ini cukup sampai di sini. Jin Ho sesungguhnya sangat berat untuk mengungkapkannya. Sebab dia sudah sangat mencintai Gae In. Begitu pula dengan Gae In. Setelah mengatakan hal itu, Jin Ho pergi dengan mobilnya, meninggalkan Gae In yang berdiri terpaku. Mereka sama-sama merasa sakit dan tak ingin berpisah.

Gae In pulang ke rumah, dengan ditunggu ayahnya. Ayahnya bertanya dari mana saja dia. Gae In hanya menjawab bahwa dia sudah putus dengan Jin Ho sesuai keinginan ayahnya dan berlalu menuju kamarnya. Ayah Gae In hanya terdiam. Sejurus kemudian dia mendengar putrinya menangis dari kamarnya. Diapun pergi ke kamar putrinya, dia lihat Gae In menangis bersimpuh di pinggir tempat tidur. Tuan Park hanya diam melihat Gae In menangis.


Di lain pihak, Jin Ho pulang ke rumahnya dan berkata pada ibunya bahwa dia dan Gae In sudah tidak ada hubungan apa-apa, lalu langsung masuk ke kamarnya. Merasa khawatir, ibu Jin Ho masuk ke kamar Jin Ho. Dia melihat Jin Ho duduk di meja kerjanya sambil menahan air mata dan rasa sakit karena kehilangan orang yang sangat dicintainya. Ibu Jin Ho merasa iba, tapi dia tidak tahu apa yang harus dilakukan.


Tuan Park dan Gae In akrab kembali. Mereka berbincang-bincang sambil memakan buah apel. Gae In memotong buah apel yang membuat Tuan Park teringat tentang konsep apel yang dibuat oleh Jin Ho. Gae In kaget mendengar apa yang ayahnya katakan, sebab dulu Gae In pernah memberikan miniatur meja berbentuk potongan apel kepada Jin Ho. Seketika Gae In meminta ijin pada ayahnya untuk menemui Jin Ho, dan memohon supaya ayahnya mengerti.


Jin Ho berdiri di tepi sungai. Saat itu hujan turun sangat deras, dan dia tidak memakai payung. Pandangannya kosong menerawang jauh. Saat itu, In Hee datang menghampirinya, menyodorkan payung supaya Jin Ho tidak kehujanan, dan berusaha membuat Jin Ho bersimpati padanya. Tetapi Jin Ho tidak memperdulikannya, dan ia pergi. In Hee pun mengikutinya.


Saat di villa, In Hee terus berusaha mendapatkan perhatian Jin Ho. Dia berkata bahwa Jin Ho demam dan ingin merawatnya. Tetapi Jin Ho menolak, dan menyuruhnya untuk pergi. Karena bila In Hee tetap di dalam vila, dia akan tidur di dalam mobil. In Hee tidak mempedulikannya, dan mencari obat untuk Jin Ho. Jin Ho berkata bahwa dia tidak demam tetapi dia patah hati, dan tak ada seorangpun yang mengerti perasaannya. In Hee berkata bahwa dia akan menunggu Jin Ho sampai hati Jin Ho menerimanya. Jin Ho beranjak pergi. Saat ditanya In Hee dia mau kemana, Jin Ho berkata bahwa dia akan tidur di dalam mobil.


Gae In langsung naik taxi menuju villa Direktur Choi di mana kata Direktur Choi, Jin Ho berada di sana. Gae In pun segera menuju ke sana. Saat sampai, dia melihat In Hee keluar dari villa. Mereka berbicara singkat dan beradu mulut. Namun, Gae In segera pergi meninggalkan In Hee untuk mencari Jin Ho. Gae In mencari di dalam vila tetapi tidak menemui Jin Ho, diapun pergi ke halaman di mana ada mobil Jin Ho di sana. Dan benar, Jin Ho berada di dalam mobil. Gae In yang tahu, bahwa Jin Ho sakit, membopong Jin Ho masuk ke dalam vila. Dia ingin merawat Jin Ho, tetapi Jin Ho menyuruhnya untuk pulang karena ayah Gae In pasti khawatir. Gae In pun menurut. Namun, saat akan pergi, Jin Ho menarik tangan Gae In agar tidak pergi. Jin Ho memeluk Gae In dari belakang dan memintanya agar tidak pergi. Gae In terharu dan dia berkata bahwa dia percaya Jin Ho, meski Jin Ho memanfaatkannya, dia tidak marah karena Gae In mempercayai Jin Ho. Jin Ho seketika mencium Gae In. Merekapun melanjutkan ke arah "titik-titik" (hehe..). Gae In awalnya ga mau, dan takut sehingga Jin Ho tidak ingin meneruskan. Tetapi Jin Ho kaget saat Gae In meletakkan tangan Jin Ho ke dadanya, dia menatap Jin Ho bahwa dia percaya pada Jin Ho, dan merekapun melanjutkan. :">


Paginya, Gae In terbangun dan tersenyum melihat Jin Ho ada di sampingnya dan masih tertidur. Dia menyentuh alisnya, hidungnya, lalu bibirnya. Jin Ho terhentak pelan. Gae In kaget, dan pura-pura tidur. Jin Ho terbangun, tersenyum, dan kemudian mencium kening Jin Ho. Jin Ho tau bahwa Gae In hanya berpura-pura tidur. Gae In akhirnya membuka matanya. Jin Ho mengolok-ngolok Gae In tentang kejadian semalam yang membuat Gae In malu, lalu bersembunyi di bawah selimut. Jin Ho ikut masuk ke dalam selimut dan bercanda dengan Gae In.







Jin Ho memberikan minuman pada Gae In dan duduk sama-sama sambil melihat pemandangan di luar vila dari dalam villa. Jin Ho merangkul Gae In kemudian berkata bahwa dia ingin membuat mesin waktu lalu kembali saat Gae In berusia lima tahun, dan berkata agar Gae In tidak menyalahkan dirinya atas kematian ibu Gae In. Gae In tersenyum kemudian berkata bahwa Jin Ho tidak perlu membuat mesin waktu karena sekarang sudah ada Jin Ho di sisinya, dan hal itu yang membuatnya senang.


Jin Ho mengantarkan Gae In pulang. Saat di rumah, ayah Gae In meminta penjelasan Jin Ho. Merekapun berbincang-bincang. Dari sana, ayah Gae In mulai menyukai Jin Ho, dan mengucapkan selamat bahwa desain Jin Ho lolos ke babak selanjutnya. Gae In sebal karena Jin Ho tidak memberitahu berita itu. Jin Ho berkata bahwa dia ingin mengatakannya nanti.


Gae In membawakan makanan untuk karyawan Jin Ho di kantor Jin Ho. Saat itu, ibu Jin Ho datang dan mengajak Gae In berbincang-bincang sambil minum teh. Di perbincangan itu, ibu Jin Ho mulai menyukai Gae In dan menyuruhnya untuk datang mampir ke rumahnya. (sepertinya juga mulai merestui hubungan Gae In dan Jin Ho)


Akhirnya saat presentasi babak final di mulai, dan pemenangnya adalah Jin Ho. Jin Ho beserta karyawannya, dan Gae In dengan sahabatnya (Young Sun) merayakan kemenangannya. Gae In disuruh menyanyi, tapi dia tidak mau. Dan bila tidak mau menyanyi, maka harus minum. Gae In lebih memilih minum daripada harus menyanyi. Awalnya Jin Ho melarangnya, tetapi Gae In tetap minum hingga akhirnya Gae In tertidur.


Jin Ho membawa Gae In yang tertidur pulang. Saat di rumah, Jin Ho bertemu dengan ayah Gae In. Jin Ho ingin membawa Gae In ke kamarnya. Namun, ayah Gae In ingin agar dia saja yang menggendongnya dan membawanya ke kamar. Dengan tersenyum, Jin Ho memberikan Gae In pada ayahnya, tetapi ayahnya ternyata ga kuat. Akhirnya, Jin Ho yang membawa Gae In ke kamarnya. Di kamar Gae In, Jin Ho menyelimuti Gae In dan mengelus dahinya. Ayah Gae In melihat hal itu, dia merasa bahwa Jin Ho amat sangat menyayangi putrinya. Dia pun mengajak Jin Ho untuk berbincang di luar. Ayah Gae In akan kembali ke Inggris, dan dia meminta Jin Ho untuk menjaga Gae In. Dari situ, ayah Gae In merestui hubungan mereka berdua.








Jin Ho dan Gae In pergi bersama, jalan-jalan berdua. Dan saat Gae In duduk-duduk di taman, dia kaget tiba-tiba ada anak-anak yang memberikan balon-balon padanya. Dan yang terakhir memberikan balon pada Gae In adalah Jin Ho. Di mana, pada ujung benang balon tersebut ada cincin yang bermaksud untuk melamar Gae In. Gae In kaget mendengar pernyataan Jin Ho, dan tanpa sadar, dia melepaskan semua balon-balonnya, termasuk balon dari Jin Ho tadi. Balon-balon tersebut tersangkut pada pohon-pohon, dan mereka berdua berusaha mengambil balon yang ada cincin tadi. Dan akhirnya merekapun bertunangan. Mereka hidup bersama, bahagia selamanya...
>.<)/


Bagaimana, bagaimana????Ceritanya sungguh menarik kan???Apalagi filmnya???Jauh lebih bagus dan menarik!!!Karena aku emang ga mahir bercerita. Tapi jujur...dari beberapa film Korea, film ini membuatku sering meleleh...Fufufu....

Gara-gara liat film ini, aku sampe kemimpi-mimpi punya suami kaya' Jin Ho..HAHAHA....

*Ya Tuhan, kabulkanlah*
>.<

Sekian cerita kali ini....maaf kalo ada yang salah ato kurang berkenan di hati para pembaca...

See youuuuu....
^^)/

Selanjutnya...
 

Protected by Copyscape Web Plagiarism Check