Selasa, 12 November 2019

Proses Kelahiranmu Di Dunia

Ini adalah kisah panjang namun tak sepanjang penantian buna & buya akan kehadiranmu. Tepat setahun buna & buya menikah, km hadir di rahim buna...Setahun yg lumayan berat utk buna & buya. Namun yg pasti, adanya km adalah kado terindah dari Allah untuk kami, Nak. Selain kado anniversary yg pertama, juga kado ulang tahun buna & buya yg berdekatan..Selama hamil muda, buna tak merasakan perbedaan apapun, masih seperti sebelum hamil. Km ga rewel sama sekali, buna tidak merasakan morning sickness atau mual muntah sama sekali, makanpun tetap lahap, aktifitas juga ga terganggu. Sempat khawatir km ga berkembang dg baik, akhirnya buna periksa USG ketika usia kandungan masih 7 minggu, & ternyata sudah ada kantong kehamilan, tp km masih ga keliatan. Buna cukup khawatir, tapi buna positif thinking klo km pasti baik2 saja. Dan terbukti ketika usia kehamilan 3 bulan, km sudah terlihat & sangat aktif menendang2... Ahhh...buna terharu saat itu, ga menyangka ada makhluk mungil dalam rahim buna.. 9 bulan berlalu tanpa ada kendala, km tumbuh dg baik di rahim buna, buna seakan tak merasakan sedang hamil, hanya perut yg semakin membuncit. Km ga pernah rewel padahal saat itu buna sedang sibuk2nya bekerja & sering lembur malam utk persiapan survey reakreditasi di RS. Ga semua janin & ibu sekuat itu, tp alhamdulillah kita bisa bekerja sama... We're wonder women anak sholehah, anak pintar, anak pengertian...

Lanjut ke perkiraan kelahiran km, baik bidan maupun dokter kandungan mengatakan km diperkirakan lahir sekitar tgl 4 Januari 2019, karenanya buna merencanakan cuti seminggu sebelumnya yakni tgl 28 Desember 2018. Seharusnya tgl 27 Desember 2018 adalah hari terakhir buna kerja, tp tiba2 buna merasakan mulas yg tak biasa krn memang buna ga pernah merasakan kontraksi yg hebat sblmnya. Buna pikir hnya sakit perut biasa krn blm BAB. Tp ternyata kontraksinya semakin hebat & tiba2 buna ada flek darah yg menandakan saat2 km hadir ke dunia semakin dekat. Jadilah cuti buna maju sehari.

Bunapun segera menghubungi bidan Nikmah Basuki, tempat buna merencanakan kelahiran. Dan ketika diperiksa, ternyata masih bukaan 1, bunapun pulang. Kontraksi datang masih belum intens hingga esok harinya, namun bisa bikin buna ga bisa tidur semalaman.

-28 Desember 2018-
08.00
Kontraksi semakin hebat, buna sudah tidak tahan utk pergi ke Bidan Ima. Sesampainya di sana, dicek ternyata sudah bukaan 4. Bunapun memilih tetap stay di sana hingga lahiran. Saat pemeriksaan, ternyata rahim buna retro/ agak miring, sehingga agak menyulitkanmu mencari jalan lahir (dan mungkin inilah salah satu alasan kenapa buna & buya harus menunggumu sampai setahun). Tp alhamdulillah bidan Ima punya cara utk menuntunmu menuju jalan lahir dg memberikan essensial oil wangi lavender. Dan ketika diperiksa lagi, alhamdulillah km uda berada di jalan lahir yg tepat.

Bukaan buna hanya bertambah 1 cm tiap 4 jam, memang sedikit lambat, sebab ketika km lahir, ternyata ada 1 lilitan di badanmu. Makanpun rasanya udah ga nafsu akibat nyeri kontraksi. Tapi krn energi harus tetap ada, buna harus makan. Sekitar jam 15.00 & setelah diperiksa, ternyata buna uda bukaan 6. Buna bersama buya & onty pergi ke Conatto utk makan. Rasanya gimana? Wow bgt tiap gelombang cinta darimu dtg. Tp ketika gelombang cinta dtg & dibuat jalan, nyerinya jd sedikit berkurang kok.

Semakin lama rasanya buna sudah tidak tahan dg rasa sakit krn kontraksi, rasanya waktu berjalan sangat lambat, buna semakin lemas krn asupan makanan yg sedikit & buna kurang istirahat. Akhirnya buna harus diinfus cairan agar ttp ada tenaga.

19.30
Kontraksi bukan lagi rasa sakit, tapi sudah berubah ingin kencing tp ga bs keluar (dlm bahasa Jawa istilahnya anyang2en), hal itu membuat buna makin lemas, hingga akhirnya dibantu dg kateter.. Buna makin khawatir krn km lama sekali utk keluar. Buna khawatir jika pada akhirnya buna ga kuat & harus berakhir di meja operasi. Bukan buna menganggap lahir dg operasi adalah hal yg buruk, tp ketika mengingat perjuangan buna dari awal & melihat org2 terdekat buna ikut berjuang, buna jadi kepikiran. Namun para bidan yg membantu buna selalu memotivasi buna, menyemangati & meminta buna utk bersabar. Terlebih ketuban buna jg blm pecah. Masih ada waktu.

21.00
Rasa ingin kencing makin hebat, buna ingin menyerah, krn kata bidan klo rasanya ingin BAB, km uda siap utk lahir. Tp kenapa yg ada malah pengen kencing?Apakah masih lama lagi menantinya? Ya Allah Ya Gusti..

Buna sudah tidak tahan lagi, pandangan buna semakin nanar, buna ingin menyerah, buna uda pasrah, buna melihat ke arah buya, uti, onty, para bidan & minta maaf pd mereka semua. Tp mrk terutama buya tetap menunjukkan raut wajah optimis klo buna pasti bisa melewatinya meski dalam hatinya sangat tdk tega melihat buna kesakitan selama 2 hari. Mungkin jika bukan buyamu, buna sudah dibawa ke RS utk operasi saja. Tapi untungnya saat buna hamil, buya turut aktif mengikuti kelas Gentle Birth, jd dia tdk mudah terintervensi utk menyerah & terus menyemangati buna.

21.30
Buna sudah tidak tahu situasinya seperti apa, yg pasti semuanya berkumpul di dekat buna. Yg buna ingat hanya mengikuti instruksi bidan. Buna yg sudah lemas, tiba2 diminta tangannya oleh Bidan Ima utk menyentuh sesuatu di bawah buna, dan ya, ternyata itu kepalamu, Nduk..Km sudah hampir lahir. Seketika buna semakin bersemangat menunggu gelombang cinta dtg. Hingga akhirnya pukul 21.45, dg kekuatan terakhir buna, kamupun lahir dg ketuban masih utuh. Masya Allah. Laa hawla walaa quwwata illa billah... Seketika semua bertakbir & bersyukur. Semuanya menangis terharu melihatmu lahir & langsung menangis dg sangat kencang. Alhamdulillahhh... Perjuangan yg panjang & akhirnya kita bisa bertemu syg... Rasa sakit yg sebelumnya buna rasakan seketika langsung hilang melihat tubuh mungilmu yg kini buna dekap di dada & terpesona dg kedipan matamu yg indah.

Namun sygnya, kita ga bisa melakukan Lotus Birth. Kata bidan Ima, plasentamu sudah tua & rapuh, entah apa penyebabnya, plasentamu seperti plasenta pada kehamilan lebih bulan padahal hitungan buna uda bener lho, tali pusarmu jg pendek, sehingga harus segera dipotong. Tapi alhamdulillah, yg penting km selamat & sehat, tanpa kurang satu apapun dg berat badan 2,97 kg & panjang badan 50 cm.

Ahh...perjalanan yg panjang namun amat sangat berkesan. Dg didampingi org2 terkasih & bidan yg ramah, sabar & telaten membuat buna tdk takut & tdk khawatir utk melahirkan normal. Tanpa ada drama teriak2 kesakitan, jambak2an atau cakar2an. Semua berjalan dg sangat khidmat, pelan, lembut namun pasti... Dan semoga dg proses kelahiran yg lembut, akan membuatmu mjd pribadi yg lembut & santun shg membuat org2 di sekitarmu ikut nyaman & sejuk berada di dekatmu...

Begitulah perjalanan ini buna ceritakan sbg kenangan utkmu di masa depan, bahwa mjd seorang ibu tdklah mudah. Butuh perjuangan yg luar biasa utk mendapatkan hal yg luar biasa.. Dan km adalah hal yg luar biasa dalam hidup buna.

Dan teruntuk para ibu & calon ibu, baik yg sudah melahirkan maupun dalam proses menuju kelahiran, Anda semua luar biasa... Jangan pernah takut utk melahirkan... Bagaimanapun proses & caranya, dengan metode seperti apa, Anda adalah ibu yg luar biasa, krn semua ibu pasti menginginkan yg terbaik utk buah hatinya. Berdayakan diri semaksimal mungkin, carilah provider yg tepat utk membantu persalinan yg tdk membuat trauma, karna ibu yg bahagia akan menghasilkan anak2 yg bahagia jg...Dan yg pasti terus berdoa pada Yang Kuasa utk dilancarkan segala sesuatunya...

Bagi yg masih dalam masa penantian, apapun itu. Baik keturunan, jodoh, pekerjaan, dll, jgn pernah menyerah, jgn pernah berprasangka buruk pada Allah. Semua diciptakan dg waktunya masing2. Allah Maha Adil, Allah Maha Tau apa yg terbaik utk makhluk ciptaanNya. Jgn berhenti berusaha & berdoa. Karena kita ga pernah tau, usaha & doa mana yg akan Allah ijabah...

*with ❤❤❤*

Selanjutnya...

Jumat, 09 Agustus 2019

Tips Proses Melahirkan Normal yang Nyaman

Assalamu'alaikum....

Alhamdulillah putri pertama sudah lahir pada akhir Desember tahun 2018 lalu dengan proses yang kuharapkan sejak dulu, lahiran normal, minim trauma, dan minim rasa sakit. Sejak tahu saat itu diriku hamil anak pertama, berbagai kegalauan mulai datang. Seperti, bisa ga ya nanti lahiran normal sedangkan minus mataku lumayan? Gimana ya rasanya lahiran nanti? Gimana ya kondisi janinku, dll...

Bersyukur juga hidup di jaman yang jauh lebih mudah daripada dahulu untuk mendapatkan informasi. Tinggal search, langsung muncul segala informasi dan pengetahuan. Jadi, lebih mudah buat ibu-ibu jaman now seperti saya untuk memberdayakan diri supaya ga salah langkah pada nantinya. Sebagai calon ibu baru, saya sama sekali buta akan ilmu peribuan dan peranakan (hahaha...), tanya sama ibu saya yang sudah senior dan berpengalaman mengasuh 3 anak, beliau malah lupa dulu gimana waktu hamil dan melahirkan (wkwkwk...). Jadi mau ga mau, ya cari info dan referensi sebanyak-banyaknya.


Sering ga kita mendengar kalo jaman sekarang tu ibu-ibu yang mau melahirkan sedikit-sedikit operasi padahal ga ada indikasi medis, janin ga ada masalah, ibu juga ga ada masalah, yang sebenernyaaa bisa banget lahiran normal. Hal ini dikarenakan mindset ibu-ibu jaman now kalo mau lahiran, saat kontraksi datang, hingga melahirkan sakitnya luar biasa karena ga dibius seperti kalo operasi. Belum lagi kalo "bukaan"nya ga ada kemajuan, alamat ngrasain kontraksi bisa berjam-jam hingga berhari-hari, apalagi anak pertama katanya lebih lama lahirannya, yang terkadang kasusnya ujung-ujungnya ke meja operasi juga. Bayangin itu aja uda bikin ngeri ya lahiran normal, apalagi jika masih anak pertama, mending operasi aja, cepat, ga sakit, tau-tau bayi uda di dekapan aja.

Tapi sesungguhnya jika kita bisa memberdayakan diri saat hamil, semua itu bisa kok dilakukan tanpa rasa sakit yang sehebat bayangan kita dengan metode Gentle Birth. Apa sih Gentle Birth itu?

Gentle birth adalah suatu proses melahirkan yang tenang dan damai, sehingga ibu akan melahirkan dengan rasa sakit dan trauma yang minimal,  di mana proses ini diyakini akan membantu mempercepat proses pemulihan ibu baik secara fisik maupun psikis. Melahirkan itu proses alamiah, tubuh kita sudah didesain oleh Pencipta untuk bisa melahirkan normal. Tinggal bagaimana diri kita dalam menghadapi proses alamiah tersebut.

Lalu bagaimana tips-tips untuk memberdayakan diri saat hamil agar proses melahirkan berjalan menyenangkan, minim trauma, dan minim rasa sakit? Nah, di bawah ini saya akan bahas satu persatu sesuai dengan pengalamanku kemarin ya... Check it out!!!

KOMUNIKASI DENGAN KELUARGA
Komunikasikan dengan keluarga terdekat, terutama suami, orang tua, dan saudara bahwa kita berkeinginan untuk melahirkan normal jika tidak ada indikasi medis apapun. Minta kerja samanya untuk mendampingi, dan memotivasi, bukan mengintervensi untuk operasi. Katakan pada mereka bahwa proses melahirkan itu memang sakit, tidak mudah, tapi bukan berarti tidak bisa dihadapi. Maka dari itu, butuh dampingan dan semangat dari mereka untuk sama-sama terus berjuang sampai akhir. Karena seringkali keluarga suka ga tegaan melihat sang ibu kesakitan saat melahirkan sehingga memutuskan untuk operasi saja, padahal jika mau bersabar sebentar lagi, sang bayi sudah terlahir di dunia.


PROVIDER
Carilah provider / tenaga medis yang PRO NORMAL, baik dari dokter spesialis kandungan maupun bidan. Karena ada tuh tenaga medis yang dikit-dikit intervensi pasiennya untuk operasi saja, padahal secara indikasi medis masih bisa dilakukan lahiran normal. Sebaiknya cari Bidan Gentle Birth, karena dia benar-benar paham bagaimana membantu proses lahiran dengan sangat menyenangkan dan menenangkan. Saat saya melahirkan kemarin, saya memilih melahirkan di Bidan Ima, teman kerja 1 RS yang akhirnya memilih untuk membuka praktek mandiri di rumahnya. Hal ini dikarenakan Bidan Ima adalah salah satu bidan gentle birth, sehingga saya percaya sepenuhnya bahwa beliau akan membantu saya melahirkan dengan baik. Dan benar saja, ketika saya kontraksi dan sudah bukaan 4 hingga lahiran (dari jam 8 pagi sampai jam 10 malam), beliau dan asistennya ga pernah meninggalkan saya untuk berjuang. Mereka terus memandu ketika kontraksi datang, memberikan pijat oksitosin yang membuat kontraksi tidak sesakit yang dipikirkan, dan banyak hal yang membuat lahiran terasa tenang dan nyaman. Bahkan ketika bayi sudah lahir, saya langsung lupa akan semua rasa sakit itu. Amazing bukan??? Sampai sekarangpun saya sama sekali ga ada trauma untuk hamil dan melahirkan normal lagi (mmm... tuman XD)


YOGA HAMIL
Lakukan yoga hamil minimal sekali seminggu. Jika kebetulan di tempat tinggal tidak ada tempat untuk yoga hamil, bisa dengan berolah raga kecil di rumah, yang penting gerak. Karena hal ini akan membantu badan bugar dan lentur, sehingga membantu dalam proses persalinan. Di youtube sudah banyak video tentang yoga hamil, yang gerakannya terdapat banyak pose yang memberikan manfaat masing-masing. Yoga hamil selain untuk kebugaran, juga bisa membantu kepala bayi masuk panggul, membantu pernafasan, merilekskan pikiran dan raga, mengurasi rasa sakit punggung, dan banyak lagi. Masih yakin ga mau yoga hamil?

LATIHAN PERNAFASAN
Jangan sepelekan latihan pernafasan, karena manfaatnya sangat signifikan sekali dalam membantu proses melahirkan. Ketika badan terasa kesakitan karena kontraksi datang, secara alamiah nafas menjadi tidak beraturan bahkan seringkali sang ibu sampai berteriak, menggigit, mencakar, dll untuk menghilangkan rasa sakit yang ada. Padahal hal seperti itu tidak akan menyelesaikan masalah, rasa sakit tetap ada, tapi kita makin kehilangan tenaga untuk mengejan. Jika kita sudah sering melatih pernafasan, ketika kontraksi datang, rasa sakit kita akan teralihkan pada pernafasan, sehingga kita bisa rileks, bisa mengontrol rasa sakit yang ada.

IKUT KELAS GENTLE BIRTH
Knowledge is Power. Ilmu ada kekuatan, pepatah ini benar adanya. Ketika kita punya ilmu, kita lebih siap terhadap apa yang akan kita hadapi nanti. Dengan ikut Kelas Gentle Birth, kita diberi semua informasi seputar lahiran yang nyaman, tenang, apa saja yang harus kita siapkan, dan kita lakukan saat proses melahirkan sudah di depan mata. Alangkah baiknya jika didampingi suami, agar suami juga paham betul peranannya nanti, apa yang harus dia lakukan untuk membantu si calon ibu berjuang melahirkan buah hatinya ke dunia. Alhamdulillah saya diberi karunia suami yang sangat pengertian, ketika suami lain mungkin merasa ikut beginian hal yang tabu, ga cowok banget, malu-maluin, dll, dia dengan semangat ikut kelas bersama saya, bahkan lebih semangat bertanya daripada saya. Alhasil saat proses lahiran, dia benar-benar mendampingi saya, membantu saya squat supaya bayi cepat turun, mengelus, memijat, mencium, memeluk, membahagiakan dan menenangkan saya. Bahkan dia menuntun saya untuk fokus bernafas, jangan lupa tersenyum, jangan lupa istighfar, dll. Ketika anak kita lahir, sang bayi langsung merasakan kehadiran kedua orang tuanya tersenyum padanya. Dan yang lebih membahagiakan lagi, suami makin sayang saya karena dia benar-benar tahu secara jelas bagaimana perjuangan seorang ibu ketika melahirkan, sehingga ketika dia ingin menyakiti saya, dia langsung teringat rasa sakit yang saya rasakan ketika melahirkan kemarin. (ketika saya menulis ini, saya terharu)

MAKAN MAKANAN BERGIZI
Namanya ibu hamil pastinya harus makan makanan yang bergizi ya. Selain untuk asupan nutrisi bagi janin, makanan bergizi juga bermanfaat untuk ibu sebagai asupan energi. Dengan konsumsi makanan bergizi akan membuat tubuh ibu tidak mudah lelah dan capek. Terutama jika sudah detik-detik akan melahirkan, asupan makanan harus terus ada agar saat lahiran ada tenaga untuk mengejan.


MIND SET
Tanamkan sejak dini bahwa kita mampu melahirkan normal. Percayakan tubuh kita sudah didesain Tuhan untuk melahirkan normal. Jaman dulu yang belum kenal operasi, bisa juga kan lahiran normal. Katakan pada diri sendiri bahwa lahiran itu proses alamiah yang harus dihadapi dengan menyenangkan dan gembira karena proses itu tanda kita akan bertemu dengan buah hati yang selama ini kita nanti-nantikan, kontraksi yang datang adalah sinyal gelombang cinta yang diberikan janin pada kita bahwa dia sedang berusaha mencari jalan lahir untuk bertemu dengan kita di dunia. Indah sekali bukan? Dengan membayangkan hal tersebut, secara tidak sadar kita akan tersenyum ketika gelombang cinta datang. Dan ternyata, dengan kita tersenyum lebar ternyata membuat tubuh kita makin rileks, sehingga jalan rahim akan ikut terbuka lebar sehingga mempermudah bayi untuk lahir. 

KOMUNIKASI DENGAN JANIN
Ketika berada di kandungan, janin ternyata mengerti ketika kita berkomunikasi dengannya. Selama saya hamil, dari awal hamil, saya sering mengajak ngobrol janin saya, saya selalu bilang untuk jangan terlalu aktif bergerak supaya ga ada lilitan dan tidak sungsang, dan benar dia tidak seaktif seperti bayi lain, tapi kondisi sehat ketika diperiksa dokter, dan sudah mapan posisinya (kepala sudah dibawah) dari usia 6 bulan. Saya sering bilang untuk kuat karena ketika itu kerjaan lagi gila-gilaan, karena mau ada survey akreditasi RS, dan ternyata saat lahiran, ketuban utuh di usia 39 minggu 3 hari. Saya juga sering katakan pada bayi saya untuk saling bekerja sama supaya bisa lahiran normal. Ketika kepala janin belum masuk panggul padahal usia kandungan sudah di atas 37 minggu, saya sering ajak ngobrol lagi. Ketika janin susah cari jalan lahir karena jalan rahim saya yang sedikit retro/ miring, saya ajak ngobrol untuk mengikuti wangi lavender yang Bidan Ima berikan. Dan alhamdulillah, dia bisa diajak bekerja sama. Bahkan meskipun saya bicara dalam hati, si bayi juga sering merespon. Masya Allah... Luar biasa memang hubungan janin dan ibu meski si janin masih dalam kandungan ya...

BERDOA DAN PASRAH

Yang terakhir berdoa dan pasrah kepada Tuhan. Mau seberapapun kita berusaha, Tuhan yang paling tahu apa yang terbaik untuk kita. Kalaupun pada akhirnya kondisi kita tidak bisa memungkinkan lahiran normal, operasi juga tidak masalah, yang penting kita sudah berusaha semaksimal mungkin. Gentle birth juga tidak hanya diterapkan untuk lahiran normal, tapi juga bisa ketika operasi, karena dengan gentle birth membuat kita belajar bagaimana mengubah pikiran negatif menjadi positif, sehingga pikiran menjadi lebih tenang, tidak takut, tidak bingung dalam menghadapi tindakan operasi. Baik lahiran normal maupun operasi tidak akan mengubah status kita sebagai ibu. Semua ibu sama hebatnya, semua ibu sama-sama memberikan yang terbaik untuk buah hatinya.

Mungkin itu saja tips-tips dari saya yang gondrong tapi semoga bisa memberikan gambaran dan manfaat bagi calon ibu, ibu hamil, dan ibu yang mau nambah momongan. Intinya di sini satu, berdayakan diri sebaik mungkin, jadilah ibu yang cerdas sehingga tahu apa yang terbaik untuk anak sehingga tidak salah langkah dan menyesal di kemudian hari. Sekian cuap-cuap dari saya... See yaaaa....

Selanjutnya...

Selasa, 06 Agustus 2019

Perjalanan Menuju Garis Dua (Part Terakhir)

Assalamu'alaikum...

Alhamdulillah uda memasuki part terakhir aku cuap-cuap perjalananku menuju garis dua... Buat yang ketinggalan bisa klik di PART 1, PART 2, PART 3 yaaa...

Jadi di part kemarin malam sebelum tespek aku galauuu berat mau tespek apa ga. Karena aku masih telat 3 hari, yang aku pikir mungkin cuma karena aku stress atau kecapekan jadinya jadwal haidku mundur. Dulu pernah telat 6 hari, uda ngarep bangetttt. Eh, hari ke 7 bocor... Padahal seumur hidup aku ga pernah telat, telatpun paling cuma 1-2 hari.

Tapi entah hati penasaran banget buat tespek, berbekal 2 buah tespek murah yang cuma dua rebu maratusan sisa bulan-bulan sebelumnya yang ga juga membuahkan hasil, subuh-subuh abis bangun tidur aku langsung ambil tespek. Kenapa pas bangun tidur? Karena urin setelah tidur malam tu paling banyak mengandung HCG yang sebagai tanda kalo ibu  sedang hamil. Perlu diketahui, saat itu aku tidur di kamar atas, sedangkan alat tespek aku simpan di kamar bawah. Jadilah kuambil ke bawah. Bodohnya aku, cuma bawa 1 buah tespek aja. Pikirku saat itu alat tespeknya bakal baik-baik aja alias valid. Kubawalah tespek itu ke kamar atas. Sampai di atas, dengan rasa tak sabar, langsung kucoba alat tespek itu. Dan ternyataaa...


Putih semua dooongg... Alias alatnya ga valid. Ya Allah antara pengen ketawa, tapi deg-degan, tapi takut... ahhhh... campur aduk dah saat itu... Masih ada 1 lagi alat tespeknya. Moga yang terakhir bisa digunakan... Akhirnya kuturun ke bawah lagi (terussiin ya naek turun tangga, untung janinnya setrong). Aelah...pas turun tangga kok ya bisa-bisanya nginjek baskom sampe pecah (maklum saat itu atap lagi bocor.. XD). Pas ambil tespek yang kedua, makin deg-degan. Kucelupin ke urin, tapi kali ini ga kutungguin, aku sholat Subuh dulu. Berharap dan berdoa moga diberi jawaban yang kuinginkan selama ini... Tapi juga tetap mempersiapkan mental misal Allah belum memberi. Jadi intinya PASRAH gaes...

Setelah sholat subuh, aku kembali melihat tespek, daaannn ternyataaa...

Garis satu *sigh*. Pikirku saat itu "baiklah, dicoba lagi bulan depan".

Kupandangi tespek itu dan bicara dalam hati "Kapan ya, aku bisa melihat garis dua di alat ini?" dengan ekspresi muka sedih... :(

Semakin kupandangi semakin kumerasa aneh, kok kaya' ada samar-samar garis merah yang satunya ya? Ini mataku yang blereng karena ngarep banget, apa alatnya rusak? Tapi tiba-tiba tanganku bergetar seolah bilang ke tespek "ayo beneran positif dong, yah...yah...".

Tespek Setelah Telat 3 Hari. Samarrr banget hampir ga keliatan, cuma bisa dilihat dengan mata telanjang :D

Seketika aku foto tu tespek, aku coba kirim ke grup WA ibu-ibu pejuang garis dua yang aku dapat di forum ibuhamil.com untuk memastikan bahwa tespek ini mengatakan aku positif hamil...

Dan para ibu di sana yang subuh-subuh uda bangun pada ngucapin selamat kalo aku Insya Allah hamil meskipun tespeknya masih garis 2 samaaarrr banget. Samarnya bukan samar lagi, samar hampir ga keliatan pokoknya... Badankupun makin bergetar, ga sabar untuk kasi tau mama, ayah, adek-adek, terutama suami yang saat itu sedang dinas ke Jakarta.

Saat kuberitau mamaku, ga terasa akupun menangis, sambil memeluk mama, "Mama, aku beneran hamil kan kali ini?" seraya menyodorkan alat tespek ke Mama. Mama yang saat itu bingung aku kenapa, seketika menangis terharu juga "Iya Nak, Alhamdulillah insya Allah kamu hamil.. Uda jangan nangis ya, kasian anakmu.". Kujawab "Aku nangis bahagia kok, Ma..." dengan sesenggukan *hahaha...lebay ya*

Sebenernya aku mau kasi tau suami kalo dia uda pulang dari Jakarta, bikin video surprise ala2 artis gitu. Tapi apa daya, ini penantian lama kami berdua, aku ga tega jika harus menyimpan berita bahagia ini sendirian, apalagi dia tau paling akhir. Akhirnya akupun WA suamiku & minta ia berdoa supaya kali ini beneran hamil, ga PHP lagi... Diapun kaget, senang, mau nangis mungkin ya. Ahhh... Seandainya aku ada di sana, pasti terharu bareng, saling peluk & cium... Ekspresinya pasti jadi moment langka... Tapi gpp deh...

2 hari setelah itu aku masih penasaran, akhirnya kuputuskan untuk cek lab, dan alhamdulillah hasilnya Positif.

Hasil Lab setelah telat 5 hari

Tapi seakan masih ga percaya, setelah sekitar 1 minggu telat haid, aku tespek lagi. Kali ini dengan tespek yang agak mahal, 10x harga tespek yang sebelumnya (hahaha...), dan kali ini 2 garisnya amat sangat jelas sekali. Itulah kenapa kalo mau tespek sebaiknya nunggu minimal setelah seminggu telat, karena hormon HCG makin banyak. Yah...meskipun terkadang seminggu sebelum haid ada yang sudah terdeteksi, tapi itu sebagian keciiilll... Kali ini aku beneran yakin bahwa aku hamil. Alhamdulillahhhh... Terima kasih ya Allah atas nikmat, karuniaMu...
Masih ga yakin lagi, tespek lagi setelah seminggu telat XD

Jadi buat para pasutri yang sedang mendambakan buah hati, jangan patah arang ya... Tetap semangat berusaha. Mencapai amanah Allah bukan hanya usaha 1 pihak saja, berusahalah bersama2. Membesarkannyapun juga harus bersama. Karena menikah itu hidup berdua, menjalaninya juga berdua... Tetap berusaha hingga usaha terakhir yang kamu bisa lakukan. Jangan lupa untuk berdoa karena kekuatan doa itu sangat luar biasa... Selalu positif thinking terhadap Allah karena Dia yang paling tau apa yang terbaik untuk hambaNya...

Panjang amat yak, sampe 4 part... Semoga ceritaku yang ga seberapa ini bisa memotivasi temen-temen sesama pejuang garis dua untuk tidak menyerah untuk menjemput amanah dari Allah. Sampai jumpa di chapter selanjutnyaaa....

Selanjutnya...

Sabtu, 13 Juli 2019

Perjalanan Menuju Garis Dua (Part 3)

Assalamu'alaikum...

Terima kasih telah setia dan sedia bagi readers yang uda membaca ceritaku dari PART 1 dan PART 2. Karena sekarang lagi senggang, aku lanjutin ke part 3. Moga ga bosen yaa... Siapkan cemilan, jangan baca sambil tiduran, cahaya cukup biar mata ga cepet lelah dan bisa baca sampai akhir part... Hehehe...

Di part 2 aku kan uda periksa tuh ke dokter obgyn dan alhamdulillah kondisi rahimku normal semua, ga ada masalah. Normal dalam artian secara USG perut ga ada masalah. Dokter obgyn kemudian menyarankan suami untuk periksa ke dokter  spesialis andrologi untuk memeriksakan organ reproduksinya dan juga periksa sperma untuk mengetahui kondisi spermanya baik atau tidak. Masalahnya gaes, di Jember belum ada dokter spesialis andrologi, paling dekat adanya di Surabaya. Mulai mikir deh, kapan bisa ke sana, secara aku dan suami kan pekerja kantoran, liburku cm hari Minggu, suami Sabtu-Minggu, belum perjalanan ke sana yang kalo bikin badan lelah, biasanya akan berpengaruh pada pemeriksaan reproduksi bagi pria. Belum juga antrian bakal dapet apa ga. Akhirnya aku tak kehilangan akal, aku coba googling dokter yang dapat memeriksa organ reproduksi pria selain dokter spesialis andrologi apa. Ternyata, dokter spesialis urologipun bisa. Meski mungkin pemeriksaannya ga sedetail dokter spesialis andrologi ya, cuma bisa lah jadi jujukan pertama.

Tapi kita ga langsung ke dokter spesialis urologi. Kita masih ikhtiyar dari dokter obgyn. Sambil mencari-cari dan menimbang-nimbang apa bisa periksa ke dokter spesialis urologi, suami memutuskan untuk cek sperma dulu, biar kalau jadi periksa ke dokter spesialis urologi, hasilnya bisa langsung dibawa dan dianalisis. Setelah periksa lab... hasilnya alhamdulillah masih termasuk normal, tapi emang ada beberapa poin kita ga bisa baca maksudnya dan itu sesuatu yang berpengaruh apa ga terhadap kesuburan pria.


Akhirnya setelah tepat  1 tahun wedding anniversary & komunikasi panjang lebar dengan suami, akupun menghubungi dokter spesialis urologi untuk menanyakan apa beliau menerima konsultasi tersebut, dan ternyata bisa. Akhirnya berangkatlah suami ke tempat praktek beliau. Setelah diperiksa... Ternyata suamiku.... 

.
.
.
.
.
Alhamdulillah normal, secara fisiologis ga ada masalah. Kemudian dia ditanya apakah istri uda periksa apa belum, dia uda tes sperma apa belum. Suamiku menjawab kalo aku sudah periksa dan hasilnya normal, hasil tes lab pun dia ajukan ke dokternya dan beliau mengatakan kalau ga ada masalah pada suamiku, masih bisa menghamili istri katanya (hahaha). Dokternya menyenangkan sehingga suami nyaman tanya ini itu pada beliau, kemudian beliau memberikan resep semacam vitamin gitu (jangan tanya vitamin apa ya, karena vitaminnya racikan). Kata beliau vitamin untuk memperbanyak sel sperma dan memperbagus kualitas sperma. Vitamin tersebut untuk 3 bulan. Beliau kemudian menyarankan jika setelah 3 bulan belum ada hasilnya juga, suamiku diminta untuk datang kembali.

Baiklah... Uda lega yes, aku dan suami, ternyata kita berdua baik-baik saja. Cuma di sini aku masih galau (yaelah, idup kok galau mulu). Jadi kalau pria kan cuma tinggal periksa fisiologis sm sel sperma aja untuk tau ada masalah apa ga, kalau wanita kan rumit ya, sama dengan hatinya yang susah ditebak (tsahhhh). Misalnya saja secara pemeriksaan USG tidak ada masalah, tapi perlu diingat bahwa pemeriksaan USG punya keterbatasan untuk melihat keseluruhan. Jadi jika semua normal secara pemeriksaan USG, tapi dalam kurun waktu lama masih belum ada hasil, jangan berhenti berusaha mencari pemeriksaan lain ya, seperti misalnya pemeriksaan saluran tuba fallopi, maka harus dilakukan pemeriksaan HSG untuk tahu ada sumbatan atau tidak, cek TORCH, dll. Meski kita tahu bahwa rejeki anak itu hak prerogatif Allah, tapi sebagai manusia kita tetap harus berusaha semampu dan semaksimal yang bisa kita lakukan ya gaess. Untuk hasil akhirnya, pasrahkan pada Yang punya segalanya.

Jadi, aku dan suami masih memikirkan kemungkinan terburuk, jika belum ada hasil selama 3 bulan ke depan, maka aku putuskan untuk mencoba tes HSG dan TORCH (karena aku juga punya kucing di rumah). Selama sebulan, aku dan suami mulai merutinkan konsumsi vitamin yang dianjurkan dokter setiap hari, aku minum vitamin E dan asam folat, suami minum vitamin dari dokter yang tadi sudah diceritakan. Jaga pola hidup dengan olah raga, makan makanan bergizi, istirahat cukup, minum banyak air, dll. Seperti biasa juga, aku menghitung masa subur, dan bikin jadwal, yang awalnya tiap hari saat masa subur, akhirnya dikurangi jadi 2-3 hari dalam seminggu dikarenakan katanya kalo terlalu sering, spermanya capek, ya kali kalo orangnya mau berapa kali hayuk (hahaha).

Next...

Aku inget banget terakhir HB sama suami itu buru-buru (hahaha) karena suami mau terbang ke Jakarta untuk keperlukan dinas selama seminggu. Jadi aku udah pasrah aja gitu dan ikhlas jika ga jadi lagi, yang penting tidak melewatkan masa subur. Gitu aja udah. Setalah suami pulang dari Jakarta, kita sama-sama sibuk dan ketika pulang ke rumah, uda pengen istirahat ajaa bawaannya. Jadi ga sempet lagi, lagipula masa suburku uda lewat dan uda mendekati jadwal haid, jadi gapapalah kalau diskip (wkwkwk). Nah, sehari sebelum jadwal haidku datang, suamiku pergi lagi ke Jakarta (entahlah setelah nikah itu suami sering banget ke luar kota untuk keperluan dinas, disyukuri aja ya, dikasi rejeki tambahan dari Allah :D). Di situ detik-detik bersejarah kami dimulai.

Saat itu aku mulai bosan dengan makanan bergizi macam sayur gitu (jangan ditiru!!!), jadi aku minta sama suami sebelum dia terbang, kita makan seafood dulu. Jadilah kita makan kerang 1 wakul, minumku soda gembira. Pikirku saat itu, toh ga bakal jadi lagi, jadi gapapalah sekali-sekali bandel (wkwk). Saat itu aku juga mulai mencicil utang puasaku, tapi karena uda mendekati jadwal haid, aku ga puasa karena kalau haid sebelum buka puasa rasanya eman gitu. Sehari, dua hari kok belum mens. Tapi aku ga mau ke-GR-an yes, karena aku pernah di PHP telat seminggu tapi ya byorrr juga. Pikirku mungkin aku telat karena kecapekan dan stres. Jadi dibawa woles aja.

Naahhh.... Pas hari ketiga nih... Jantungku ga tau kenapa deg-degan teruuss...Ada semacam insting bakal hamil tapi otak realistis menolak. "Tespek aja". " ah enggak". "Udaa..tespek aja". "Ga mauu nnti sakit ati". "Gpp kali, daripada penasaran". Gitu terus sampe negara api menyerang. Sampai akhirnya pas malem aku cek, ga ada keluar flek. Aku antara berharap tapi mikir ga mungkin juga, soalnya aku ga ada tanda-tanda seperti mau hamil. Kebanyakan ibu hamil muda badannya sakit semua, PD keras & sakit, mual, pusing, dsb.. Nah, aku malah lempeng-lempeng aja. Agak aneh sih, soalnya kalau mau mens, biasanya aku malah sakit semua, karena biasa aja, pikirku ya paling jadwal haidku mundur lagi.

Tapiii saat itu aku ga bisa tidur, kalo merem selalu yang terbayang tespek-tespek mulu (maapkan aku suamiku, wajah gantengmu tergantikan tespek). Ya emang sih, di rumah sisa 2 tespek sisa dulu-dulu pas getol periksa, tapi bayangan garis satu uda bikin nyesek duluan (huhuhu...). Tapi daripada penasaran karena ga bisa tidur (kebalik ding, daripada ga bisa tidur karena penasaran), akhirnya kubilang pada hatiku "baiklah, besok pagi kita tespek ya...". Akhirnya akupun bisa tidur...

Besoknyaaa...

Kita lanjut ke part selanjutnya ya... Hahahaha... Babaayyy....

Selanjutnya...

Jumat, 12 Juli 2019

Perjalanan Menuju Garis Dua (Part 1)

Assalamu'alaikum... Ya ampuuun... uda lama banget vakum nulis dan ngeblog. Terakhir 13 Juni 2012, uda 7 tahun meeenn... Ngapain aja aku 7 tahun ini ya sampe ga sempet nulis... Wkwkwkwk...

Yah, meskipun ga ada yg kangen, tapi karena sekarang ada kesempatan nulis, ya nulis lagi aja...

Jadi gaes, selama 7 vakum kemarin, sekarang aku uda nikah... Alhamdulillah akhirnya yaaa... Tapi nikahnya uda dari tahun 2017 (hihihi). Dan alhamdulillah, sekarang uda dikaruniai anak perempuan cantik jelita, sholehah, cerdas, baik, menyenangkan, dll (aamiin...).

Tapi gaes, ternyata pengen punya anak setelah menikah tu ga semudah dalam bayangan sebelum menikah lho, beneran... Aku dulu bayanginnya abis nikah, halal, malam pertama, esoknya langsung hamil, selambat-lambatnya bulan depan dah (nawar). Ternyata aku termasuk salah satu dari sekian wanita yg harus menunggu hadirnya buah hati meskipun hanya 1 tahun.

Di sini aku bakal cerita tentang perjalananku untuk menjemput buah hati, karena itu judul postingan ini "Perjalanan Menuju Garis Dua". Kenapa perjalanan? Kok ga perjuangan? Karena aku merasa ceritaku ini ga ada apa-apanya dibandingkan perjuangan pasutri lain yang berjuang hingga bertahun-tahun lamanya. Jadi, kuputuskan untuk menceritakan perjalananku hingga kupunya anak imut dan lucu saat ini. Semoga ceritaku ini bisa menjadi motivasi, inspirasi, dan semangat bagi yang sedang berjuang mendapatkan amanah dari Allah. Aamiin...

Next...


Sebulan, dua bulan setelah menikah masih oke lah ya kalau belum hamil... Masih wajar, bahkan setahun menikah belum juga hamil masih wajar kata dokter spesialis obgyn. Kata beliau, pengantin baru menunggu sampai 1 th tu masih wajar, jd ga perlu gelisah. Ya itu katanya. Nyatanyaaaa.... 5 bulan aku uda galau geeesss... Bukannya apa, karena tanggal menstruasiku lancar, jadi mudah menghitung kapan masa subur, serumah dan sekamar juga sama suami, ga LDM, ga pisah ranjang. Paling pisah kalo pas suami dinas luar kota aja, itupun paling lama seminggu, paling cepet 2 hari. Aku dan suami juga ga menunda kehamilan karena usia yang sudah siang (ga mau dibilang usia senja XD). Akhirnya kumulai promil...

Lanjuttt....

Nah, di promilku ini semua saran dari temen-temen satu persatu kucoba, yang makan kurma muda, minum jus kurma muda (yang ijo ya, sepettt T.T), minum vitamin E dan asam folat, makan-makanan bergizi, ga makan pedes (jujur kalo satu ini kuagak tersiksa karena kusuka makanan pedesss T.T). Sedangkan suami tiap hari kubuatin STMJ, diapun minum jamu kuat (wkwkwkwk), olahraga biar fit gitu gaes, jadinya spermanya makin kenceng, gesit gitu. Bahkan posisi yang katanya menentukan prestasi juga uda kujalani... Qadarullah... Akhirnyaaa............


Belum rejeki juga... T_T

Yasudah, gapapa, kita coba lagi (ajak suami sambil senyum-senyum)

Next lanjut part 2 ya gesss... Kalo mau baca sih...

Mungkin ada netijen budiman yang tanya, "Kenapa sih dibikin part? Aku loh mau baca meskipun panjang macem novel."

Yaaa... Biar situ penasaran nungguin cerita selanjutnya... XD

Ga deng...

Ya biar blogku agak ada isinya gitu gaes, secara uda 7 tahun vakum... Gapapa lah ya, nambah-nambah isi... Maklum juga, nulisnya sambil momong anak... See you di part selanjutnya ya gaeesss... Bhaaayyyy....

Selanjutnya...
 

Protected by Copyscape Web Plagiarism Check