Sabtu, 02 Oktober 2010

Love This Movie!!~~~Personal Taste~~~

KYAAA.....KYAAA.....KYAAAA.....>.<

Duh,duh,duhhh,,,,ga henti-hentinya aku teriak-teriak pas liat ni film...Film yang dibintangi Lee Min Ho ini mampu membuatku heboh sendiri...Secara Lee Min Ho ganteng banget di film ini, n karakter yang dia bintangi  (Joen Jin Ho) buat aku meleleh terus...O Mai God!!! Jadi pengen banget punya jodoh kaya' gitu *ngarep*
XD




Ehm...Maaf, maaf, jadi heboh sendiri.
:")

Aku bakal ceritain sedikit tentang ni film, kenapa sampe aku "gila" kaya' gini...



Film ini menceritakan tentang seorang cewek (Park Gae In) yang sangat mencintai seorang lelaki (Han Chang Ryul) dan mereka berpacaran. Namun, dia dihianati oleh sahabatnya sendiri (Kim In Hee). In Hee merebut Chang Ryul dari Gae In. Bahkan mereka akan melangsungkan pernikahan. Saat pernikahan tiba, Gae In yang tidak tahu bahwa ternyata In Hee menikah dengan Chan Ryul mendadak shock. Diapun menjadi ling lung, bingung, dan ga tau apa yang harus dilakukan. Rasanya semuanya seperti mimpi. Dia ga percaya, sahabat yang selama ini dia percaya tega berbuat begitu padanya. Namun, In Hee dan Chang Ryul tidak jadi menikah karena suatu sebab yang tidak disengaja.




Di lain pihak, Chang Ryul berkompetensi dengan lawan usahanya (Joen Jin Ho) dalam bidang arsitek. Mereka berlomba-lomba agar desainnya diterima oleh perusahaan yang dipimpin oleh Direktur Choi. Selidik punya selidik, ternyata Direktur Choi menyukai desain dari Tuan Park yang ternyata ayah dari Gae In. Jin Ho berusaha untuk mengetahui desain Tuan Park dengan tinggal di rumah Gae In. Kebetulan, Gae In menyewakan kamar (yang sebelumnya disewa In Hee) karena uangnya habis karena ulah temannya.


Semula Gae In tidak setuju bila Jin Ho yang tinggal di sana. Karena dia pikir tidak sopan jika seorang wanita serumah dengan seorang laki-laki. Namun, karena dia dan sahabat Gae In (Young Sun) mengira bahwa Jin Ho seorang gay, maka tak ada salahnya mengijinkan Jin Ho tinggal di sana. Gae In juga berpikir pasti menyenangkan mempunyai teman pria yang seorang gay. Jin Ho pun tinggal di sana tanpa memberitahu ibunya di mana dia tinggal. Hal ini membuat ibu Jin Ho penasaran di mana sebenarnya Jin Ho tinggal.

Chang Ryul dan In Hee akhirnya berpisah. Chang Ryul akhirnya tahu, bahwa In Hee hanya merebutnya dari tangan Gae In hanya karena obsesi. Dia menyesal telah mencampakkan Gae In. Padahal hanya Gae In satu-satunya wanita yang paling memahaminya. Diapun berusaha mendapatkan Gae In kembali. Dia yakin bisa membuat Gae In kembali menerimanya. Karena selama ini Gae In selalu berusaha menuruti apa yang dia inginkan, dan tahu bahwa Gae In sangat mencintainya.

Jin Ho yang tahu bahwa Chang Ryul telah mempermainkan perasaan Gae In, dan Gae In yang sangat lemah bila berhadapan dengan Chang Ryul, berusaha untuk merubah Gae In menjadi seorang wanita yang tangguh. Dia merasa Gae In mirip dengan ibunya, karenanya Jin Ho tidak mau Gae In tersakiti. Gae In juga meminta bantuan Jin Ho supaya menjadi wanita agar Chang Ryul menyesal telah mencampakkannya. Dia tak ingin dianggap sebagai wanita murahan. "Permainan"pun dimulai.




Berhari-hari Jin Ho tinggal bersama dengan Gae In, dan selama itu, banyak hal yang terjadi di antara mereka berdua. Gae In merasa nyaman berada di dekat Jin Ho. Dia merasa senang memiliki seorang teman yang bisa mengerti perasaannya, dan bisa menjadi tempat berbagi, meskipun dia seorang gay. Hingga akhirnya, tumbuhlah benih-benih cinta di antara mereka. Namun, mereka tidak saling mengungkapkan. Jin Ho tidak percaya diri karena selama ini dia menganggap Gae In masih mencintai dan mengharapkan Chang Ryul. Di pihak Gae In, dia dilema akan perasaannya, dia diam-diam juga mencintai Jin Ho. Tapi dia ga mau mengungkapkan karena dia merasa, Jin Ho pasti takkan menerima perasaaannya, sebab dia gay.

Ibu Jin Ho yang akhirnya tahu, di mana selama ini Jin Ho tinggal kaget, karena Jin Ho selama ini tinggal serumah dengan seorang wanita. Agar ibunya tidak kecewa, Jin Ho pun dengan tiba-tiba mengatakan bahwa dia akan menikahi Gae In. Gae In yang mendengarnya kaget bukan kepalang sebab dia berpikir Jin Ho seorang gay, yang tidak bisa mencintai seorang wanita. Tapi karena dia sangat menyayangi Jin Ho dan menganggap Jin Ho teman terbaiknya, dia mau menikah meski Jin Ho gay.

Chang Ryul dan In Hee tahu bahwa Jin Ho sebenarnya tidak gay. Chang Ryul yang menginginkan Gae In kembali, takut Jin Ho mengambil Gae In, sehingga dia menyuruh Jin Ho untuk tidak berhubungan lagi dengan Gae In dan memintanya untuk keluar dari rumah Gae In. Sedang In Hee yang tahu bahwa Jin Ho pria tulen, dia berusaha membuat Jin Ho jatuh cinta padanya apapun caranya.

Gae In yang tahu bahwa In Hee ingin merebut hati Jin Ho, dia was-was. Meski dia mengira Jin Ho gay, tapi dia tidak menginginkan Jin Ho berada dalam genggaman In Hee, karena dia tahu bagaimana In Hee. Diapun tidak rela, karena dia sangat sayang pada Jin Ho. Karenanya dia meminta Jin Ho supaya dia tidak jatuh cinta pada In Hee. Jin Ho yang juga mencintai Gae In, juga tidak rela dia kembali pada Chang Ryul. Sehingga dia juga berkata pada Gae In untuk tidak jatuh cinta kembali terhadap Chang Ryul. Gae In pun setuju meski dia masih ragu apakah dia bisa. Jin Ho tau Gae In masih ragu, diapun berkata apakah saat Jin Ho bilang "Selesai" pada Gae In, Gae In mampu membuang semua hal tentang Chang Ryul di hati dan pikirannya? Demi keinginannya untuk balas dendam karena hatinya yang telah sangat tersakiti oleh Chang Ryul, Gae In langsung mengiyakan.

Chang Ryul selalu bersikeras mendapatkan hati Gae In kembali. Hal ini membuat Jin Ho cemburu dan seringkali dia gelisah. Begitu pula dengan In Hee. Dia berusaha bagaimana agar Jin Ho jatuh ke pelukannya. Suatu waktu, Chang Ryul mengajak Gae In melihat suatu pertunjukkan. Dan ternyata In Hee pun mengajak Jin Ho di pertunjukkan yang sama. Jin Ho maupun Gae In sama-sama cemburu melihat masing-masing dari mereka bersama orang lain. Saat pertunjukkan, In Hee melakukan jurusnya. Dia bersikap mesra terhadap Jin Ho. Hal ini membuat Gae In cemburu. Dia tak tahan melihat hal itu, dan akhirnya dia keluar dari ruangan. Chang Ryul mengejarnya.


Saat di luar, Gae In mengungkapkan apa yang dia rasa, dia merasa tidak bisa kembali bersama Chang Ryul. Chang Ryul bersikeras membuat Gae In percaya bahwa dia saat ini sangat mencintainya dan berusaha untuk memperbaiki hubungan di masa lalu. Namun, Gae In tetap ga bisa, sebab hatinya sudah untuk yang lain. Jin Ho yang mendengar percakapan mereka berdua di seberang, seketika langsung menghampiri Gae In. Sesaat dia berkata bahwa "permainan" selesai, kemudian menciumnya. Jin Ho pun berkata pada Gae In bahwa sebenarnya dia bukan gay, dan dia mampu mencintai Gae In sebagai wanita. Gae In kaget mendengar ucapan Jin Ho. Dia senang tapi juga marah karena selama ini dia merasa dibohongi. Jin Ho berusaha supaya Gae In tidak marah lagi. Namun, akhirnya Gae In memaafkan Jin Ho.

Melihat bahwa Gae In dan Jin Ho saling mencintai, Chang Ryul pun merelakan Gae In. Tapi tidak untuk In Hee. Dia tetap berusaha supaya Jin Ho menjadi miliknya. Bila dia tidak bisa memiliki Jin Ho, maka tak ada wanita di dunia ini yang bisa memilikinya juga. In Hee pun menghasut Gae In, sehingga membuat ibu Jin Ho tidak setuju bila Jin Ho menikah dengannya. Terlebih lagi, Gae In berhubungan dengan keluarga Chang Ryul yang menyebabkan kematian ayah Jin Ho dan membuat keluarga Jin Ho berantakan. Akan tetapi, Gae In dan Jin Ho berusaha agar ibu Jin Ho mengijinkan mereka menikah. Gae In akan menunggu hingga saat itu tiba.

Suatu hari, Jin Ho menemukan hasil desain ayah Gae In yang selama ini dia cari. Namun, dia takkan memakai desain itu, karena dia memikirkan nasib Gae In. Diapun menaruh desain itu di kantornya. Karyawan Jin Ho menemukan desain itu, dan pikir panjang, dia langsung mengirim desain tersebut pada Direktur Choi, tanpa sepengetahuan Jin Ho. Semua ini dia lakukan agar perusahaan Jin Ho tidak bangkrut.

Ayah Gae In pun pulang, dia kaget karena di rumahnya terdapat seorang laki-laki yaitu Jin Ho. Gae In berkata bahwa Jin Ho orang yang menyewa kamarnya. Ayah Gae In tidak suka, kemudian mengusirnya, karena menurutnya, tidak baik seorang lelaki serumah dengan wanita. Gae In semula merasa berat membiarkan Jin Ho pergi dari rumahnya, tetapi dia tidak bisa membantah perkataan ayahnya.

Ayah Gae In kemudian bertemu dengan Direktur Choi untuk membahas desain bangunan yang akan dibangun oleh Direktur Choi. Saat melihat desain milik Jin Ho, dia kaget, sebab desain itu sama persis dengan desain rumah yang dia buat untuk istri dan anaknya tercinta, yang  tidak dia teruskan karena desain rumah itu menyebabkan istrinya meninggal. Dan hal itu pula yang menyebabkan Gae In tersiksa dari kecil, karena ibunya meninggal karena perbuatannya. Tuan Park marah besar terhadap Jin Ho dan mengatakan bahwa dia seorang plagiat. Jin Ho merasa bersalah dan meminta maaf meski itu bukan perbuatannya. Saat itu juga, alasan mengapa Jin Ho tinggal di rumah Gae In terungkap. Gae In kecewa, dia merasa dibohongi lagi.

Karena masalah itu, ayah Gae In semakin tidak suka terhadap Jin Ho. Setelah tahu, bahwa Gae In ada hubungan dengan Jin Ho, Gae In diminta untuk putus dengan Jin Ho. Hal ini amat sangat membuat Gae In sedih karena orang tua Gae In dan Jin Ho sama-sama tidak merestui hubungan mereka. Jin Ho merasa bersalah. Dia berpikir bahwa sepertinya berpisah adalah jalan yang terbaik untuk mereka berdua.

Jin Ho dan Gae In akhirnya bertemu. Jin Ho berkata bahwa hubungan selama ini cukup sampai di sini. Jin Ho sesungguhnya sangat berat untuk mengungkapkannya. Sebab dia sudah sangat mencintai Gae In. Begitu pula dengan Gae In. Setelah mengatakan hal itu, Jin Ho pergi dengan mobilnya, meninggalkan Gae In yang berdiri terpaku. Mereka sama-sama merasa sakit dan tak ingin berpisah.

Gae In pulang ke rumah, dengan ditunggu ayahnya. Ayahnya bertanya dari mana saja dia. Gae In hanya menjawab bahwa dia sudah putus dengan Jin Ho sesuai keinginan ayahnya dan berlalu menuju kamarnya. Ayah Gae In hanya terdiam. Sejurus kemudian dia mendengar putrinya menangis dari kamarnya. Diapun pergi ke kamar putrinya, dia lihat Gae In menangis bersimpuh di pinggir tempat tidur. Tuan Park hanya diam melihat Gae In menangis.


Di lain pihak, Jin Ho pulang ke rumahnya dan berkata pada ibunya bahwa dia dan Gae In sudah tidak ada hubungan apa-apa, lalu langsung masuk ke kamarnya. Merasa khawatir, ibu Jin Ho masuk ke kamar Jin Ho. Dia melihat Jin Ho duduk di meja kerjanya sambil menahan air mata dan rasa sakit karena kehilangan orang yang sangat dicintainya. Ibu Jin Ho merasa iba, tapi dia tidak tahu apa yang harus dilakukan.


Tuan Park dan Gae In akrab kembali. Mereka berbincang-bincang sambil memakan buah apel. Gae In memotong buah apel yang membuat Tuan Park teringat tentang konsep apel yang dibuat oleh Jin Ho. Gae In kaget mendengar apa yang ayahnya katakan, sebab dulu Gae In pernah memberikan miniatur meja berbentuk potongan apel kepada Jin Ho. Seketika Gae In meminta ijin pada ayahnya untuk menemui Jin Ho, dan memohon supaya ayahnya mengerti.


Jin Ho berdiri di tepi sungai. Saat itu hujan turun sangat deras, dan dia tidak memakai payung. Pandangannya kosong menerawang jauh. Saat itu, In Hee datang menghampirinya, menyodorkan payung supaya Jin Ho tidak kehujanan, dan berusaha membuat Jin Ho bersimpati padanya. Tetapi Jin Ho tidak memperdulikannya, dan ia pergi. In Hee pun mengikutinya.


Saat di villa, In Hee terus berusaha mendapatkan perhatian Jin Ho. Dia berkata bahwa Jin Ho demam dan ingin merawatnya. Tetapi Jin Ho menolak, dan menyuruhnya untuk pergi. Karena bila In Hee tetap di dalam vila, dia akan tidur di dalam mobil. In Hee tidak mempedulikannya, dan mencari obat untuk Jin Ho. Jin Ho berkata bahwa dia tidak demam tetapi dia patah hati, dan tak ada seorangpun yang mengerti perasaannya. In Hee berkata bahwa dia akan menunggu Jin Ho sampai hati Jin Ho menerimanya. Jin Ho beranjak pergi. Saat ditanya In Hee dia mau kemana, Jin Ho berkata bahwa dia akan tidur di dalam mobil.


Gae In langsung naik taxi menuju villa Direktur Choi di mana kata Direktur Choi, Jin Ho berada di sana. Gae In pun segera menuju ke sana. Saat sampai, dia melihat In Hee keluar dari villa. Mereka berbicara singkat dan beradu mulut. Namun, Gae In segera pergi meninggalkan In Hee untuk mencari Jin Ho. Gae In mencari di dalam vila tetapi tidak menemui Jin Ho, diapun pergi ke halaman di mana ada mobil Jin Ho di sana. Dan benar, Jin Ho berada di dalam mobil. Gae In yang tahu, bahwa Jin Ho sakit, membopong Jin Ho masuk ke dalam vila. Dia ingin merawat Jin Ho, tetapi Jin Ho menyuruhnya untuk pulang karena ayah Gae In pasti khawatir. Gae In pun menurut. Namun, saat akan pergi, Jin Ho menarik tangan Gae In agar tidak pergi. Jin Ho memeluk Gae In dari belakang dan memintanya agar tidak pergi. Gae In terharu dan dia berkata bahwa dia percaya Jin Ho, meski Jin Ho memanfaatkannya, dia tidak marah karena Gae In mempercayai Jin Ho. Jin Ho seketika mencium Gae In. Merekapun melanjutkan ke arah "titik-titik" (hehe..). Gae In awalnya ga mau, dan takut sehingga Jin Ho tidak ingin meneruskan. Tetapi Jin Ho kaget saat Gae In meletakkan tangan Jin Ho ke dadanya, dia menatap Jin Ho bahwa dia percaya pada Jin Ho, dan merekapun melanjutkan. :">


Paginya, Gae In terbangun dan tersenyum melihat Jin Ho ada di sampingnya dan masih tertidur. Dia menyentuh alisnya, hidungnya, lalu bibirnya. Jin Ho terhentak pelan. Gae In kaget, dan pura-pura tidur. Jin Ho terbangun, tersenyum, dan kemudian mencium kening Jin Ho. Jin Ho tau bahwa Gae In hanya berpura-pura tidur. Gae In akhirnya membuka matanya. Jin Ho mengolok-ngolok Gae In tentang kejadian semalam yang membuat Gae In malu, lalu bersembunyi di bawah selimut. Jin Ho ikut masuk ke dalam selimut dan bercanda dengan Gae In.







Jin Ho memberikan minuman pada Gae In dan duduk sama-sama sambil melihat pemandangan di luar vila dari dalam villa. Jin Ho merangkul Gae In kemudian berkata bahwa dia ingin membuat mesin waktu lalu kembali saat Gae In berusia lima tahun, dan berkata agar Gae In tidak menyalahkan dirinya atas kematian ibu Gae In. Gae In tersenyum kemudian berkata bahwa Jin Ho tidak perlu membuat mesin waktu karena sekarang sudah ada Jin Ho di sisinya, dan hal itu yang membuatnya senang.


Jin Ho mengantarkan Gae In pulang. Saat di rumah, ayah Gae In meminta penjelasan Jin Ho. Merekapun berbincang-bincang. Dari sana, ayah Gae In mulai menyukai Jin Ho, dan mengucapkan selamat bahwa desain Jin Ho lolos ke babak selanjutnya. Gae In sebal karena Jin Ho tidak memberitahu berita itu. Jin Ho berkata bahwa dia ingin mengatakannya nanti.


Gae In membawakan makanan untuk karyawan Jin Ho di kantor Jin Ho. Saat itu, ibu Jin Ho datang dan mengajak Gae In berbincang-bincang sambil minum teh. Di perbincangan itu, ibu Jin Ho mulai menyukai Gae In dan menyuruhnya untuk datang mampir ke rumahnya. (sepertinya juga mulai merestui hubungan Gae In dan Jin Ho)


Akhirnya saat presentasi babak final di mulai, dan pemenangnya adalah Jin Ho. Jin Ho beserta karyawannya, dan Gae In dengan sahabatnya (Young Sun) merayakan kemenangannya. Gae In disuruh menyanyi, tapi dia tidak mau. Dan bila tidak mau menyanyi, maka harus minum. Gae In lebih memilih minum daripada harus menyanyi. Awalnya Jin Ho melarangnya, tetapi Gae In tetap minum hingga akhirnya Gae In tertidur.


Jin Ho membawa Gae In yang tertidur pulang. Saat di rumah, Jin Ho bertemu dengan ayah Gae In. Jin Ho ingin membawa Gae In ke kamarnya. Namun, ayah Gae In ingin agar dia saja yang menggendongnya dan membawanya ke kamar. Dengan tersenyum, Jin Ho memberikan Gae In pada ayahnya, tetapi ayahnya ternyata ga kuat. Akhirnya, Jin Ho yang membawa Gae In ke kamarnya. Di kamar Gae In, Jin Ho menyelimuti Gae In dan mengelus dahinya. Ayah Gae In melihat hal itu, dia merasa bahwa Jin Ho amat sangat menyayangi putrinya. Dia pun mengajak Jin Ho untuk berbincang di luar. Ayah Gae In akan kembali ke Inggris, dan dia meminta Jin Ho untuk menjaga Gae In. Dari situ, ayah Gae In merestui hubungan mereka berdua.








Jin Ho dan Gae In pergi bersama, jalan-jalan berdua. Dan saat Gae In duduk-duduk di taman, dia kaget tiba-tiba ada anak-anak yang memberikan balon-balon padanya. Dan yang terakhir memberikan balon pada Gae In adalah Jin Ho. Di mana, pada ujung benang balon tersebut ada cincin yang bermaksud untuk melamar Gae In. Gae In kaget mendengar pernyataan Jin Ho, dan tanpa sadar, dia melepaskan semua balon-balonnya, termasuk balon dari Jin Ho tadi. Balon-balon tersebut tersangkut pada pohon-pohon, dan mereka berdua berusaha mengambil balon yang ada cincin tadi. Dan akhirnya merekapun bertunangan. Mereka hidup bersama, bahagia selamanya...
>.<)/


Bagaimana, bagaimana????Ceritanya sungguh menarik kan???Apalagi filmnya???Jauh lebih bagus dan menarik!!!Karena aku emang ga mahir bercerita. Tapi jujur...dari beberapa film Korea, film ini membuatku sering meleleh...Fufufu....

Gara-gara liat film ini, aku sampe kemimpi-mimpi punya suami kaya' Jin Ho..HAHAHA....

*Ya Tuhan, kabulkanlah*
>.<

Sekian cerita kali ini....maaf kalo ada yang salah ato kurang berkenan di hati para pembaca...

See youuuuu....
^^)/

4 komentar:

Ðίαηα mengatakan...

Wow, panjang! Tapi seru.

Wahyuning.K.Putri mengatakan...

@Diana El Fauziah hehehe....soalnya berepisode2...n bingung mana yang ga diceritain,semua ceritanya seru sih... >.<

Makasi uda berkunjung ^^

andien nakata mengatakan...

aku udah nonton 3 kali tuh dvd, ampuun .

mancaap deh :D

Wahyuning.K.Putri mengatakan...

@andien nakata iyaaa...smpe skr aku tetep mupeng kalo liat ni film..apalagi liat minhonyaa... *nosebleeding

Posting Komentar

 

Protected by Copyscape Web Plagiarism Check