Sabtu, 13 Juli 2019

Perjalanan Menuju Garis Dua (Part 3)

Assalamu'alaikum...

Terima kasih telah setia dan sedia bagi readers yang uda membaca ceritaku dari PART 1 dan PART 2. Karena sekarang lagi senggang, aku lanjutin ke part 3. Moga ga bosen yaa... Siapkan cemilan, jangan baca sambil tiduran, cahaya cukup biar mata ga cepet lelah dan bisa baca sampai akhir part... Hehehe...

Di part 2 aku kan uda periksa tuh ke dokter obgyn dan alhamdulillah kondisi rahimku normal semua, ga ada masalah. Normal dalam artian secara USG perut ga ada masalah. Dokter obgyn kemudian menyarankan suami untuk periksa ke dokter  spesialis andrologi untuk memeriksakan organ reproduksinya dan juga periksa sperma untuk mengetahui kondisi spermanya baik atau tidak. Masalahnya gaes, di Jember belum ada dokter spesialis andrologi, paling dekat adanya di Surabaya. Mulai mikir deh, kapan bisa ke sana, secara aku dan suami kan pekerja kantoran, liburku cm hari Minggu, suami Sabtu-Minggu, belum perjalanan ke sana yang kalo bikin badan lelah, biasanya akan berpengaruh pada pemeriksaan reproduksi bagi pria. Belum juga antrian bakal dapet apa ga. Akhirnya aku tak kehilangan akal, aku coba googling dokter yang dapat memeriksa organ reproduksi pria selain dokter spesialis andrologi apa. Ternyata, dokter spesialis urologipun bisa. Meski mungkin pemeriksaannya ga sedetail dokter spesialis andrologi ya, cuma bisa lah jadi jujukan pertama.

Tapi kita ga langsung ke dokter spesialis urologi. Kita masih ikhtiyar dari dokter obgyn. Sambil mencari-cari dan menimbang-nimbang apa bisa periksa ke dokter spesialis urologi, suami memutuskan untuk cek sperma dulu, biar kalau jadi periksa ke dokter spesialis urologi, hasilnya bisa langsung dibawa dan dianalisis. Setelah periksa lab... hasilnya alhamdulillah masih termasuk normal, tapi emang ada beberapa poin kita ga bisa baca maksudnya dan itu sesuatu yang berpengaruh apa ga terhadap kesuburan pria.


Akhirnya setelah tepat  1 tahun wedding anniversary & komunikasi panjang lebar dengan suami, akupun menghubungi dokter spesialis urologi untuk menanyakan apa beliau menerima konsultasi tersebut, dan ternyata bisa. Akhirnya berangkatlah suami ke tempat praktek beliau. Setelah diperiksa... Ternyata suamiku.... 

.
.
.
.
.
Alhamdulillah normal, secara fisiologis ga ada masalah. Kemudian dia ditanya apakah istri uda periksa apa belum, dia uda tes sperma apa belum. Suamiku menjawab kalo aku sudah periksa dan hasilnya normal, hasil tes lab pun dia ajukan ke dokternya dan beliau mengatakan kalau ga ada masalah pada suamiku, masih bisa menghamili istri katanya (hahaha). Dokternya menyenangkan sehingga suami nyaman tanya ini itu pada beliau, kemudian beliau memberikan resep semacam vitamin gitu (jangan tanya vitamin apa ya, karena vitaminnya racikan). Kata beliau vitamin untuk memperbanyak sel sperma dan memperbagus kualitas sperma. Vitamin tersebut untuk 3 bulan. Beliau kemudian menyarankan jika setelah 3 bulan belum ada hasilnya juga, suamiku diminta untuk datang kembali.

Baiklah... Uda lega yes, aku dan suami, ternyata kita berdua baik-baik saja. Cuma di sini aku masih galau (yaelah, idup kok galau mulu). Jadi kalau pria kan cuma tinggal periksa fisiologis sm sel sperma aja untuk tau ada masalah apa ga, kalau wanita kan rumit ya, sama dengan hatinya yang susah ditebak (tsahhhh). Misalnya saja secara pemeriksaan USG tidak ada masalah, tapi perlu diingat bahwa pemeriksaan USG punya keterbatasan untuk melihat keseluruhan. Jadi jika semua normal secara pemeriksaan USG, tapi dalam kurun waktu lama masih belum ada hasil, jangan berhenti berusaha mencari pemeriksaan lain ya, seperti misalnya pemeriksaan saluran tuba fallopi, maka harus dilakukan pemeriksaan HSG untuk tahu ada sumbatan atau tidak, cek TORCH, dll. Meski kita tahu bahwa rejeki anak itu hak prerogatif Allah, tapi sebagai manusia kita tetap harus berusaha semampu dan semaksimal yang bisa kita lakukan ya gaess. Untuk hasil akhirnya, pasrahkan pada Yang punya segalanya.

Jadi, aku dan suami masih memikirkan kemungkinan terburuk, jika belum ada hasil selama 3 bulan ke depan, maka aku putuskan untuk mencoba tes HSG dan TORCH (karena aku juga punya kucing di rumah). Selama sebulan, aku dan suami mulai merutinkan konsumsi vitamin yang dianjurkan dokter setiap hari, aku minum vitamin E dan asam folat, suami minum vitamin dari dokter yang tadi sudah diceritakan. Jaga pola hidup dengan olah raga, makan makanan bergizi, istirahat cukup, minum banyak air, dll. Seperti biasa juga, aku menghitung masa subur, dan bikin jadwal, yang awalnya tiap hari saat masa subur, akhirnya dikurangi jadi 2-3 hari dalam seminggu dikarenakan katanya kalo terlalu sering, spermanya capek, ya kali kalo orangnya mau berapa kali hayuk (hahaha).

Next...

Aku inget banget terakhir HB sama suami itu buru-buru (hahaha) karena suami mau terbang ke Jakarta untuk keperlukan dinas selama seminggu. Jadi aku udah pasrah aja gitu dan ikhlas jika ga jadi lagi, yang penting tidak melewatkan masa subur. Gitu aja udah. Setalah suami pulang dari Jakarta, kita sama-sama sibuk dan ketika pulang ke rumah, uda pengen istirahat ajaa bawaannya. Jadi ga sempet lagi, lagipula masa suburku uda lewat dan uda mendekati jadwal haid, jadi gapapalah kalau diskip (wkwkwk). Nah, sehari sebelum jadwal haidku datang, suamiku pergi lagi ke Jakarta (entahlah setelah nikah itu suami sering banget ke luar kota untuk keperluan dinas, disyukuri aja ya, dikasi rejeki tambahan dari Allah :D). Di situ detik-detik bersejarah kami dimulai.

Saat itu aku mulai bosan dengan makanan bergizi macam sayur gitu (jangan ditiru!!!), jadi aku minta sama suami sebelum dia terbang, kita makan seafood dulu. Jadilah kita makan kerang 1 wakul, minumku soda gembira. Pikirku saat itu, toh ga bakal jadi lagi, jadi gapapalah sekali-sekali bandel (wkwk). Saat itu aku juga mulai mencicil utang puasaku, tapi karena uda mendekati jadwal haid, aku ga puasa karena kalau haid sebelum buka puasa rasanya eman gitu. Sehari, dua hari kok belum mens. Tapi aku ga mau ke-GR-an yes, karena aku pernah di PHP telat seminggu tapi ya byorrr juga. Pikirku mungkin aku telat karena kecapekan dan stres. Jadi dibawa woles aja.

Naahhh.... Pas hari ketiga nih... Jantungku ga tau kenapa deg-degan teruuss...Ada semacam insting bakal hamil tapi otak realistis menolak. "Tespek aja". " ah enggak". "Udaa..tespek aja". "Ga mauu nnti sakit ati". "Gpp kali, daripada penasaran". Gitu terus sampe negara api menyerang. Sampai akhirnya pas malem aku cek, ga ada keluar flek. Aku antara berharap tapi mikir ga mungkin juga, soalnya aku ga ada tanda-tanda seperti mau hamil. Kebanyakan ibu hamil muda badannya sakit semua, PD keras & sakit, mual, pusing, dsb.. Nah, aku malah lempeng-lempeng aja. Agak aneh sih, soalnya kalau mau mens, biasanya aku malah sakit semua, karena biasa aja, pikirku ya paling jadwal haidku mundur lagi.

Tapiii saat itu aku ga bisa tidur, kalo merem selalu yang terbayang tespek-tespek mulu (maapkan aku suamiku, wajah gantengmu tergantikan tespek). Ya emang sih, di rumah sisa 2 tespek sisa dulu-dulu pas getol periksa, tapi bayangan garis satu uda bikin nyesek duluan (huhuhu...). Tapi daripada penasaran karena ga bisa tidur (kebalik ding, daripada ga bisa tidur karena penasaran), akhirnya kubilang pada hatiku "baiklah, besok pagi kita tespek ya...". Akhirnya akupun bisa tidur...

Besoknyaaa...

Kita lanjut ke part selanjutnya ya... Hahahaha... Babaayyy....

Selanjutnya...

Jumat, 12 Juli 2019

Perjalanan Menuju Garis Dua (Part 1)

Assalamu'alaikum... Ya ampuuun... uda lama banget vakum nulis dan ngeblog. Terakhir 13 Juni 2012, uda 7 tahun meeenn... Ngapain aja aku 7 tahun ini ya sampe ga sempet nulis... Wkwkwkwk...

Yah, meskipun ga ada yg kangen, tapi karena sekarang ada kesempatan nulis, ya nulis lagi aja...

Jadi gaes, selama 7 vakum kemarin, sekarang aku uda nikah... Alhamdulillah akhirnya yaaa... Tapi nikahnya uda dari tahun 2017 (hihihi). Dan alhamdulillah, sekarang uda dikaruniai anak perempuan cantik jelita, sholehah, cerdas, baik, menyenangkan, dll (aamiin...).

Tapi gaes, ternyata pengen punya anak setelah menikah tu ga semudah dalam bayangan sebelum menikah lho, beneran... Aku dulu bayanginnya abis nikah, halal, malam pertama, esoknya langsung hamil, selambat-lambatnya bulan depan dah (nawar). Ternyata aku termasuk salah satu dari sekian wanita yg harus menunggu hadirnya buah hati meskipun hanya 1 tahun.

Di sini aku bakal cerita tentang perjalananku untuk menjemput buah hati, karena itu judul postingan ini "Perjalanan Menuju Garis Dua". Kenapa perjalanan? Kok ga perjuangan? Karena aku merasa ceritaku ini ga ada apa-apanya dibandingkan perjuangan pasutri lain yang berjuang hingga bertahun-tahun lamanya. Jadi, kuputuskan untuk menceritakan perjalananku hingga kupunya anak imut dan lucu saat ini. Semoga ceritaku ini bisa menjadi motivasi, inspirasi, dan semangat bagi yang sedang berjuang mendapatkan amanah dari Allah. Aamiin...

Next...


Sebulan, dua bulan setelah menikah masih oke lah ya kalau belum hamil... Masih wajar, bahkan setahun menikah belum juga hamil masih wajar kata dokter spesialis obgyn. Kata beliau, pengantin baru menunggu sampai 1 th tu masih wajar, jd ga perlu gelisah. Ya itu katanya. Nyatanyaaaa.... 5 bulan aku uda galau geeesss... Bukannya apa, karena tanggal menstruasiku lancar, jadi mudah menghitung kapan masa subur, serumah dan sekamar juga sama suami, ga LDM, ga pisah ranjang. Paling pisah kalo pas suami dinas luar kota aja, itupun paling lama seminggu, paling cepet 2 hari. Aku dan suami juga ga menunda kehamilan karena usia yang sudah siang (ga mau dibilang usia senja XD). Akhirnya kumulai promil...

Lanjuttt....

Nah, di promilku ini semua saran dari temen-temen satu persatu kucoba, yang makan kurma muda, minum jus kurma muda (yang ijo ya, sepettt T.T), minum vitamin E dan asam folat, makan-makanan bergizi, ga makan pedes (jujur kalo satu ini kuagak tersiksa karena kusuka makanan pedesss T.T). Sedangkan suami tiap hari kubuatin STMJ, diapun minum jamu kuat (wkwkwkwk), olahraga biar fit gitu gaes, jadinya spermanya makin kenceng, gesit gitu. Bahkan posisi yang katanya menentukan prestasi juga uda kujalani... Qadarullah... Akhirnyaaa............


Belum rejeki juga... T_T

Yasudah, gapapa, kita coba lagi (ajak suami sambil senyum-senyum)

Next lanjut part 2 ya gesss... Kalo mau baca sih...

Mungkin ada netijen budiman yang tanya, "Kenapa sih dibikin part? Aku loh mau baca meskipun panjang macem novel."

Yaaa... Biar situ penasaran nungguin cerita selanjutnya... XD

Ga deng...

Ya biar blogku agak ada isinya gitu gaes, secara uda 7 tahun vakum... Gapapa lah ya, nambah-nambah isi... Maklum juga, nulisnya sambil momong anak... See you di part selanjutnya ya gaeesss... Bhaaayyyy....

Selanjutnya...
 

Protected by Copyscape Web Plagiarism Check